Benarkah Rasa Gembira dan Bahagia Efektif Cegah Stroke? Simak Penjelasan Dokter Spesialis Syaraf Ini

- 9 Februari 2021, 19:30 WIB
Ilustrasi stroke ringan.
Ilustrasi stroke ringan. /Pexels/Andrea Piacquadio/Photo by Andrea Piacquadio

"Karenanya sangat diperlukan melakukan pola hidup sehat sekaligus mengkonsumsi asupan gizi yang seimbang. Segera periksakan diri ke dokter jika mengalami gejala yang tidak normal pada tubuh kita agar kita dapat mengatasi penyakit dengan pengobatan yang tepat," katanya.

Selain itu, Ia mengatakan faktor risiko yang menyebabkan stroke pada umumnya karena darah tinggi, gula darah, diabetes, kolesterol, asam urat, obesitas, kebiasaan merokok serta mengkonsumsi alkohol.

Baca Juga: Siapkan 5.000 Dosis Vaksin Covid-19, Jokowi: Vaksinasi untuk Awak Media Mulai Akhir Februari 2021

Berdasarkan Data Penelitian Pengembangan Kesehatan (Litbangkes) Kementerian Kesehatan pada 2014 menyebutkan bahwa 21,1 persen dari seluruh penyebab kematian disebabkan oleh stroke.

Stroke juga merupakan penyebab kecacatan dan kematian tertinggi di Indonesia pada 2014. Pada 2015 stroke menjadi penyebab kematian tertinggi di dunia. Saat ini terdapat 17 juta kasus stroke, 6,5 juta kematian dan 26 juta penyintas.

Adapun data Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) pada 2009 menyebutkan 65 persen pasien stroke mengalami kecacatan dari berbagai level, seperti tidak bisa berjalan, bergerak dan gejala lain.

Baca Juga: Politisi PDIP Ihsan Yunus Belum Diperiksa KPK Terkait Kasus Bansos, Benny Harman: Rakyat Monitor!

Sementara itu, Spesialis Neurologi Konsultan RSUD dr Moewardi Solo dr Rivan Danuaji mengatakan tingkat kesadaran masyarakat mengenai pentingnya penanganan penyakit stroke pada fase awal juga masih kurang.

Padahal, katanya, langkah terbaik untuk penanganan penyakit stroke dengan segera membawa pasien ke rumah sakit agar cepat memperoleh perawatan dan penanganan medis.

"Kuncinya penanganan stroke itu di fase awal. Di stroke itu namanya "golden time" atau masa emas penyembuhan, kalau itu lewat susah. “Golden time” itu hanya 4,5 jam dari pertama serangan," katanya.***

Halaman:

Editor: Adithya Nurcahyo

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah