PR DEPOK – Kopi adalah minuman yang kerap dikonsumsi saat pagi untuk menambah semangat mengawali hari.
Namun, tak banyak orang yang mengonsumsi kopi yang digiling sendiri dari bijinya.
Kebanyakan lebih memilih meminum kopi dari bubuk yang tinggal diseduh sehingga lebih menghemat waktu dan tentu lebih ramah terhadap kantong.
Berbicara soal biji kopi, tak banyak yang tahu bahwa biji kopi yang telah digiling itu memiliki ‘tambahan protein’ yang tersembunyi.
Dilansir Pikiranrakyat-Depok.com dari The Vocket, kopi bubuk seperti yang sering dijual dalam kemasan sachet ini ternyata memiliki sumber protein tambahan di dalamnya.
Akan tetapi, bukan berasal dari biji kopi yang dihaluskan, sumber protein tersebut ternyata berasal dari hewan kecil yang sering berkeliaran di rumah, yakni kecoa.
Baca Juga: Gerak Cepat, Menko Polhukam Mahfud MD Bentuk 2 Tim Revisi UU ITE: Bekerja Mulai Senin
Disampaikan oleh Dr. Karan melalui akun TikTok miliknya, ia mengatakan bahwa biji kopi kerap digiling bersamaan dengan kecoa yang menempel di dalamnya.
Kopi bubuk yang kerap dijual di pasaran kabarnya dibuat dari biji kopi yang dikumpulkan terlebih dahulu di sebuah wadah sebelum akhirnya digiling.
Namun, saat proses penggilingan tiba, beberapa kecoa kerap terperangkap di dalam wadah berisi biji kopi tersebut dan sulit untuk dipisahkan dari biji kopi yang sangat banyak jumlahnya.
Baca Juga: Jumpai Teten Masduki, Shopee Sebut Pedagang Lokal dan UMKM Mendominasi Platform hingga 97 Persen
Oleh karena itu, terpaksa biji kopi yang bercampur dengan kecoa itu dipanggang dan digiling bersamaan.
Fakta kecoa yang ikut tergiling dengan biji kopi ini sempat diungkap pula oleh seorang profesor dari University of Montana pada 2009 silam.
Ketika ia masih seorang mahasiswa, ia sempat diminta oleh sang dosen untuk membelikan kopi yang masih berbentuk biji dan belum digiling.
“Saat itu, kedai kopi seperti Starbucks masih belum ada dan profesor saya cukup kecanduan kafein. Karena itu, dia harus minum kopi setiap jam, ” ujarnya.
Dr. Douglas pun terpaksa menempuh perjalanan selama 45 menit hanya untuk menemukan kedai kopi yang menjual kopi dari biji kopi segar.
“Waktu itu saya agak marah karena harus menempuh jalan jauh hanya untuk membeli kopi. Jadi dosen saya juga menjelaskan alasan kenapa dia hanya bisa minum kopi dari biji kopi yang baru digiling dan penyebabnya adalah kecoa, ” ujar Dr. Douglas.
Namun, lanjutnya, meskipun kopi digiling bersamaan dengan kecoa, pihak Food and Drug Administration (FDA) atau Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Amerika Serikat telah memberikan penjelasan bahwa hanya ada 10 persen kemungkinan bubuk kopi yang terkontaminasi oleh serangga seperti kecoa.***