Pakar Sebut Orang yang Merokok Sejak Dini Cenderung Alami Kesukaran untuk Berhenti

- 1 Juni 2021, 20:07 WIB
Ilustrasi rokok.
Ilustrasi rokok. /Pixabay/PublicDomainPictures

Beberapa hal yang dapat terjadi seperti gangguan kecerdasan dan tingkah laku sampai kepada terjadinya gangguan konsentrasi akibat munculnya kerusakan pada korteks cerebri.

Para orang tua harus mengambil peran dengan memberikan kesadaran kepada anak sejak dini bahwa merokok tidak hanya merugikan diri sendiri tetapi juga berdampak pada orang lain.

Apalagi jika orang tua yang menjadi perokok maka ada kemungkinan anak mereka bisa menjadi perokok pasif.

Anak bisa menjadi perokok pasif jika di lingkungannya terdapat sejumlah perokok aktif baik itu di rumah, sekolah, atau tempat bermain.

“Bahkan anak dalam kandungan bisa disebut menjadi perokok pasif bila ibu yang mengandung merokok saat hamil,” ucap dokter Tedi.

Baca Juga: Tak Puas dengan Kualitas Hidup di Kamp Pengungsian, Ribuan Pengungsi Rohingya Gelar Aksi Protes

Anak juga kemungkinan bisa menjadi perokok tangan ketiga, yaitu mereka yang menghisap racun dari asap rokok yang berasal dari perokok aktif, selanjutnya menempel dan bercampur dengan benda-benda atau tubuh.

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) merencanakan sejumlah 5 juta orang berhenti dari kebiasaan merokok dengan melaksanakan sejumlah program kerja yang disinergikan dengan peringatan Hari Tembakau Sedunia 2021 yang jatuh pada 31 Mei 2021 kemarin.

Prevalensi para perokok pada kelompok usia anak-anak 10-18 tahun naik 7,2 persen di tahun 2013 menjadi 9,1 persen tahun 2018.

Kebiasaan merokok juga memberikan dampak terhadap peningkatan angka kematian terbesar nomor dua di Indonesia setelah penyakit hipertensi atau tekanan darah tinggi.

Halaman:

Editor: Adithya Nurcahyo

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x