Penjelasan Psikolog Soal Dampak yang Timbul Saat Anak Diizinkan Mengakses Konten Pornografi

- 28 Juni 2021, 20:20 WIB
Ilustrasi anak menonton film.
Ilustrasi anak menonton film. /Pixabay

PR DEPOK - Psikolog keluarga Kasandra Putranto menyarankan agar orang tua tidak mengizinkan anak-anak menyaksikan konten pornografi lantaran bisa mengundang rasa ingin tahu berlebih.

"Secara pribadi, saya tidak merekomendasi anak diijinkan untuk menonton konten porno, karena paparan pornografi akan mendorong rasa ingin tahu anak, yang berpotensi menumbuhkan rasa ingin tahu dan ingin mencoba, alias praktik," katanya dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Antara.
 
Ia menjelaskan, anak-anak hanya memperoleh kepuasaan fisik saja dengan menonton konten pornografi yang ditandai dengan keberadaan oksitosin pada perempuan dan vasopresin pada laki-laki, yang bersifat adiktif.

Baca Juga: Mau Dapat BLT UMKM Rp1,2 Juta Tahun 2021? Segera Datang ke Bank BRI, Bank BNI, dan Kantor Pos Terdekat
 
Sebaiknua aak-anak disajikan konten kesehatan seperti reproduksi, sehingga mereka bisa produktif. Hal ini lebih efektif diberikan pendidikan seks.
 
"Agar anak lebih fokus pada tujuan utama edukasi dan tidak kepada dampak negatifnya,” tuturnya.
 
Kasandra Putranto mengungkapkan konten kesehatan reproduksi meliputi pemahaman norma hukum, norma agama dan norma sosial, sampai kesehatan fisik dan mental.

Baca Juga: Bingung Membedakan Karantina dan Isolasi? Simak Penjelasan Berikut
 
Pendidikan ini diberikan secara bertahap sesuai kapasitas pemahaman dan pengendalian emosi anak.

Di sisi lain menurut Psikolog Pendidikan Anak dan Remaja Rumah Dandelion, Agstried Piether. Dia membenarkan orang tua yang mengizinkan anak-anaknya menonton konten porno.
 
"Iya betul sekali, ketika kita memergoki anak nonton film porno, sepanik apapun kita sebaiknya kita tidak marah karena akhirnya anak hanya akan melakukan lagi dengan diam-diam. Sebaliknya, tanyakan pada anak apa yang mendorong ia menonton film porno? Penasaran? Ikut-ikutan teman? Nah, lewat hasil diskusi tersebut orang tua dapat memberikan pendidikan seks yang faktual, berdasarkan ilmu pengetahuan, bukan berdasarkan film porno," ucapnya.

Baca Juga: Prediksi Babak 16 Besar Euro 2020 Prancis vs Swiss, Misi Les Bleus Menyegel Satu Tiket ke Perempat Final
 
Sisi yang berbahaya justru akan muncul saat orang tua memberikan informasi salah tentang pornografi berakibat anak tumbuh dengan pengetahuan dan harapan hubungan seksual atau organ seksual.

"Padahal, kan tidak seperti itu. Jadi mari biasakan anak mencari pengetahuan dari sumber yang benar dan terpercaya. Jangan lupa sesuaikan juga pendidikan seks pada anak sesuai dengan usianya," ujarnya.
 
Meski demikian, Agstried Piether mengakui konten porno yang dilihat anak-anak mesti dijelaskan itu bukan fakta seksual. Sehingga, mereka tidak memperoleh pendidikan seks yang salah.
 
Pemberian pendidikan seks sebaiknya diberikan sejak usia bayi di bawah lima tahun (balita) seperti pengenalan organ seks. 

Baca Juga: Prediksi Babak 16 Besar Euro 2020 Prancis vs Swiss, Misi Les Bleus Menyegel Satu Tiket ke Perempat Final
 
"Menyebut penis sebagai penis. Vagina sebagai vagina. Selain itu, sejak balita juga sudah harus diberikan edukasi tentang menjaga kebersihan organ, memahami mana anggota tubuh yang boleh disentuh atau tidak boleh disentuh, siapa saja yang boleh membantu mandi dan ganti baju, dan siapa saja yang boleh melihat tubuh anak,” ucapnya.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x