Terlambat Deteksi dan Tangani Gejala Covid-19 Bisa Tingkatkan Risiko Long Covid, Simak Penjelasannya

- 30 September 2021, 09:35 WIB
Ilustrasi pasien Covid-19.
Ilustrasi pasien Covid-19. /Pixabay/Önder Örtel

dr. Wirawan menganalogikan kondisi peradangan dalam tubuh seperti kebakaran di hutan.

Api yang sudah menyebar luas dan membakar seluruh hutan lebih sulit dipadamkan dibandingkan api yang membakar beberapa area.

"Semakin tinggi peradangan, dampak long Covid-19 lebih banyak," ujarnya.

Angka prevalensi gejala usai terpapar Covid-19 cukup besar yakni 63,5 persen dari total penyintas, sedangkan sisanya tidak merasakan gejala usai dinyatakan pulih.

Baca Juga: Tes Kepribadian: Pilih Warna dan Lihat yang Diungkapkan tentang Sifat Anda

Gejala klinis long Covid-19 yang sering muncul antara lain kelelahan, sakit kepala, gangguan atensi, rambut rontok, sesak napas dan batuk, nyeri otot dan sendi serta tulang, gangguan pencernaan, belum kembalinya indra penciuman dan indra perasa hingga gatal, serta ruam pada kulit.

Saat dicek di laboratorium, hasil x-ray akan menunjukkan kondisi paru-paru yang belum normal seperti sebelum terinfeksi Covid-19.

Ada pula gejala psikis yang terjadi pada pasien usai terpapar Covid-19 seperti demensia, depresi, kecemasan, gangguan atensi, dan obsesif kompulsif.

Baca Juga: Seorang Mahasiswa Ngaku Ditampar Polisi saat Hendak Kritik Jokowi: Dia Bilang 'kok Kamu Sok-sokan sih'

Suasana hati yang berubah-ubah juga dilaporkan terjadi pada sejumlah kasus yang membuat kehidupan sosial juga ikut terkena dampaknya meski sudah dinyatakan sembuh.

Halaman:

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah