Benarkah Tahi Lalat Pertanda Kanker? Simak Penjelasan Prof Zubairi Djoerban

- 6 Desember 2021, 15:55 WIB
Ketua Satgas Penanganan Covid-19 IDI Zubairi Djoerban.
Ketua Satgas Penanganan Covid-19 IDI Zubairi Djoerban. / Instagram @profesorzubairi

PR DEPOK – Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Prof Zubairi Djoerban bercerita mengenai kekhawatiran sejumlah orang akan yang tahi lalat yang membesar dan merah di area wajah atau bagian tubuh lainnya.

Bahkan ada yang mempertanyakan kemungkinan tahi lalat merupakan salah satu pertanda kanker.

Menurut Prof Zubairi tahi lalat bisa muncul akibat pertumbuhan dari melanosit yang merupakan sel yang menghasilkan melanin atau pigmen pemberi warna pada kulit di area tertentu.

Baca Juga: Kondisi Tubuh yang Mengindikasikan Imun Tubuh Menurun, Salah Satunya Muncul Masalah Kulit

Prinsipnya tahi lalat itu muncul akibat pertumbuhan melanosit di tempat tertentu di kulit—yang dikelilingi oleh jaringan kulit. Melanosit adalah sel-sel yang ada pada lapisan kulit yang akan memproduksi melanin (pigmen pemberi warna pada kulit, rambut, dan mata),” kata Prof Zubairi melalui akun Twitter @ProfesorZubairi sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-depok.com.

Prof Zubairi menerangkan bila melani terkena sinar matahari maka akan membuat kulit berwarna lebih gelap.

Secara umum tahi lalat mulai muncul di usia 6-12 bulan dan akan terus bertambah dan kemudian berhenti di usia 40 tahun.

Baca Juga: Intip Spoiler Spider-Man: Across The Spider Verse, Tampilkan Karakter Spiderman 2099

Melanin, jika terkena sinar matahari, akan membuat kulit berwarna lebih gelap. Umumnya, tahi lalat muncul pada usia 6 – 12 bulan dan akan bertambah banyak seiring pertambahan usia, kemudian berhenti pada usia 40,” ujarnya.

Halaman:

Editor: Ahlaqul Karima Yawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x