Ada dua faktor yang disebut Prof Zubairi mempengaruhi timbulnya tahi lalat yaitu genetik dan paparan sinar matahari.
“Timbulnya tahi lalat dipengaruhi dua faktor: faktor genetik dan paparan sinar matahari”
“Oleh karena itu, tahi lalat biasanya ada pada daerah kulit yang terkena sinar matahari,” katanya.
Sementara itu tahi lalat yang sering berubah menjadi kanker kulit merupakan tahi lalat yang memiliki tepi tidak beraturan dan batas sekitar yang tidak tegas.
Tahi lalat yang sering berubah jadi kanker kulit adalah tahi lalat yang punya tepi tidak beraturan dan batas sekitar yang tidak tegas. Tahi lalat ini juga dapat ditemui pada daerah-daerah yang tidak terpapar sinar matahari. Seperti kulit sekitar pinggang, payudara, dan bokong.— Zubairi Djoerban (@ProfesorZubairi) December 6, 2021
“Tahi lalat yang sering berubah jadi kanker kulit adalah tahi lalat yang punya tepi tidak beraturan dan batas sekitar yang tidak tegas,” ujarnya.
Baca Juga: 5 Manfaat Air Hangat bagi Kesehatan yang Jarang Diketahui Orang
Prof Zubairi kemudian mengatakan bahwa tahi lalat bisa juga ditemui pada daerah-daerah yang tidak tersentuh matahari.
“Tahi lalat ini juga dapat ditemui pada daerah-daerah yang tidak dapat sinar matahari. Seperti kulit sekitar pinggang, payudara dan bokong,” katanya.
Meski bisa berubah, Prof Zubairi mengatakan bahwa membesarnya tahi lalat merupakan hal yang normal atau bisa jadi merupakan tanda kelainan yang merupakan kanker.