Network
Para peneliti menemukan bahwa penerima vaksin dan plasebo melaporkan efek buruk pada tingkat sama, masing-masing 22.802 dan 22.578 laporan per data yang dikumpulkan dari 12 uji coba vaksin baru-baru ini.
Lebih dari 35 persen penerima plasebo mengalami setidaknya satu gejala sistemik, yang berarti tidak terkait dengan tempat suntikan.
Baca Juga: Butuh Gelandang Baru, Ralf Rangnick Siapkan Rp641 Miliar untuk Pemain RB Leipizig ini
Gejala paling umum adalah sakit kepala dengan 19,6 persen pelaporan, diikuti oleh kelelahan pada 16,7 persen.
Sebagai perbandingan, 46 persen penerima vaksin asli mengatakan mereka merasakan setidaknya satu gejala sistemik.
Sementara itu, 16 persen penerima plasebo juga melaporkan efek lokal, seperti nyeri, gatal dan bengkak di tempat suntikan setelah dosis pertama, sedangkan sekitar 66 persen relawan yang benar-benar divaksinasi mengalami efek lokal serupa.
Baca Juga: Jepang Kembali Dihantam Gempa, Berkekuatan 6,6 Magnitudo dan Sebabkan Lebih dari 10 Orang Terluka
Angka tersebut mengungkapkan bahwa setidaknya beberapa efek samping – diperkirakan dua pertiga – yang dilaporkan oleh individu penerima pengobatan vaksin aktif dapat dikaitkan dengan efek nocebo.
Hal itu karena banyak gejala yang sama terjadi pada kelompok plasebo, menurut para peneliti.
Saat peserta melanjutkan ke dosis tambahan, jumlah mereka yang melaporkan gejala buruk setelah suntikan plasebo kedua turun menjadi 32 persen dan ketidaknyamanan lokal turun menjadi 12 persen.
