PR DEPOK - Belakangan ini, penyebaran kasus cacar monyet terpantau kian meluas.
Usai terkonfirmasi di sekira 18 negara, kasus pertama cacar monyet turut ditemukan di Uni Emirat Arab (UEA), Republik Ceko, serta Slovenia.
Penyakit cacar monyet ini umumnya ditemukan di wilayah Afrika Tengah dan Barat, yang disebabkan oleh virus monkeypox.
Baca Juga: Argentina Konfirmasi Kasus Cacar Monyet Pertama di Amerika Latin
Cacar monyet dikategorikan sebagai penyakit zoonosis, yakni penularannya berasal dari hewan pengerat atau primata ke manusia.
Meski sebagian besar kasus cacar monyet tidak berbahaya maupun mematikan, namun terdapat beberapa kasus yang sangat jarang, dimana pasien cacar monyet berujung kematian.
Terdapat beberapa gejala yang diderita oleh orang yang terpapar cacar monyet.
Diantaranya mirip seperti gejala flu, seperti batuk, sakit kepala, ingusan, hingga rasa lelah.
Gejala lainnya adalah nyeri otot, pembengkakan kelenjar getah bening, hingga timbulnya lesi atau lenting berisi nanah pada kulit.
Munculnya lesi atau lenting ini bisa terjadi di berbagai area tubuh, termasuk di sekitar genital dan membran mukosa atau selaput lendir.
Baca Juga: Segera Beli Pelatihan Kerja di Kartu Prakerja Gelombang 30 Sebelum Saldo Hangus, Begini Caranya
Apabila seseorang merasakan gejala-gejala cacar monyet ini, terdapat beberapa hal yang bisa dilakukan untuk penanganan.
Sebagaimana dilansir Pikiranrakyat-Depok.com dari Eat This Not That, pasien disarankan segera melakukan isolasi mandiri di rumah.
Setelah itu, pasien bisa melaporkan kondisi yang sedang dialami ke departemen kesehatan lokal, agar mendapatkan arahan lebih lanjut.
Baca Juga: BTS akan Bertemu Presiden Joe Biden Bahas Isu Anti-Asia di Gedung Putih
Untuk mencegah terpapar cacar monyet, penting untuk selalu menjaga kebersihan, seperti mencuci tangan dengan air dan sabun, serta menggunakan masker.
Hindari terjadinya kepanikan, agar proses pemulihan bisa berlangsung dengan baik, serta penularan penyakit cacar monyet bisa segera ditanggulangi.***