Kanker Prostat: Mengombinasikan Terapi Dapat ‘Memperpanjang Kelangsungan Hidup’

- 4 Juni 2022, 06:25 WIB
Ilustrasi. Berdasarkan sebuah studi, mengombinasikan terapi dapat ‘memperpanjang kelangsungan hidup’ penderita kanker prostat.
Ilustrasi. Berdasarkan sebuah studi, mengombinasikan terapi dapat ‘memperpanjang kelangsungan hidup’ penderita kanker prostat. /Pixabay/PDPics.

PR DEPOK – Penyakit kanker prostat merupakan salah satu penyakit yang dapat berujung pada kematian.

Namun dengan menjalankan kombinasi terapi, dapat memperpanjang hidup seseorang yang terkena kanker prostat, tergantung dari seberapa parah kondisinya.

Diketahui bahwa kanker prostat merupakan tipe kanker yang paling banyak ditemukan pada laki-laki.

Baca Juga: Login cekbansos.kemensos.go.id di Link Ini untuk Dapatkan Bansos Juni 2022, BPNT dan PKH Rp3 Juta Masih Cair

Berdasarkan Centers for Disease Control and Prevention (CDC) pada 2018, ditemukan lebih dari 210.000 kasus dan 31.500 orang berakhir meninggal dunia.

Seperti yang dicatat oleh American Cancer Society, terdapat beberapa metode yang bisa membantu mendeteksi kanker prostat, salah satunya adalah tes darah Prostate Specific Antigen (PSA).

Jika kadar PSA mencapai titik referensi tertentu maka mengindikasikan kanker prostat. Namun, terdapat hal lain yang bisa menyebabkan kadar PSA tinggi, jadi ini bukanlah alat diagnostik yang pasti.

Baca Juga: Cara Daftarkan UMKM agar Terima BPUM 2022, Login ke link Ini agar Pelaku Usaha Bisa Cairkan BLT Rp600 Ribu

Pengobatan untuk kanker ini memiliki beberapa pilihan, seperti operasi, radiasi, cryotherapy, terapi hormon, imunoterapi, dan kemoterapi.

Hingga saat ini, para peneliti masih bekerja untuk meningkatkan pilihan pengobatan untuk tingkat kelangsungan hidup penderita kanker prostat.

Mempelajari Pilihan Pengobatan

Untuk bisa mempelajari pilihan pengobatan, kita akan mengenal studi yang bernama The Lancet, studi ini adalah uji coba terkontrol secara acak.

Baca Juga: Prakiraan Hujan di Wilayah Jabodetabek, Periode 4-9 Juni 2022

Studi ini melibatkan 1.792 peserta yang telah menjalani operasi pengangkatan prostat atau memiliki tingkat PSA tertentu.

Studi The Lancet ini bertujuan untuk mengetahui, apakah menggabungkan metode pengobatan yang spesifik dapat meningkatkan kelangsungan hidup dan menurunkan perkembangan kanker yang parah.

Para peneliti membagi pria dengan kanker prostat menjadi tiga kelompok pengobatan berbeda:

Kelompok 1, menerima bentuk terapi radiasi yang disebut salvage prostat bed radiotherapy (PBRT), yang secara khusus menargetkan area prostat setelah pengangkatan prostat.

Baca Juga: Prakiraan Hujan di Indonesia 4 Juni 2022: Pulau Jawa Umumnya Diprediksi Cerah Berawan hingga Hujan Ringan

Kelompok 2, menerima bentuk terapi radiasi (PBRT) dan terapi deprivasi androgen jangka pendek (ADT) yang berfungsi untuk menekan hormon tertentu untuk mengurangi bahan sel kanker prostat.

Kelompok 3, menerima terapi PBRT, ADT, dan radioterapi kelenjar getah bening panggul (PLNRT) merupakan radiasi yang khusus menargetkan kelenjar getah bening di area panggul di mana kanker prostat menyebar.

Setelah 5 tahun studi ini dapat diketahui kemajuan atau efektifitas tertinggi adalah pada kelompok 3 dengan persentase adalah 87,4 persen, sedangkan pada kelompok 1 memiliki persentase hanya 71 persen.

Baca Juga: Prakiraan Cuaca Depok Sabtu, 4 Juni 2022: Pagi Cerah, Sore Hujan Ringan

Hasil ini menunjukan bahwa mengombinasi terapi PBRT, ADT dan PLNRT dapat membantu meningkatkan tingkat kelangsungan hidup di antara mereka yang menderita kanker prostat.***

Editor: Gracia Tanu Wijaya

Sumber: Medical News Today


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x