Network
Masih dalam keterangan Erika, ia menyebutkan bahwa hal terpenting yang harus dilakukan orangtua ialah berdiskusi dengan anak, sehingga orang tua dapat memahami keinginan dan impian sang anak.
“Jadi peran orang tua adalah mengajak anak diskusi. Benar nggak kamu maunya ini gitu. Kasih tahu juga yang ada di baliknya itu bagaimana. Jadi komunikasi dua arah memang penting,” tuturnya.
Baca Juga: Obat Paracetamol untuk Apa? Simak Kegunaan, Jenis dan Efek Samping Penggunaan pada Anak-Anak
Ia juga mengatakan bahwa pengenalan bakat anak tidak perlu tergesa-gesa dan dilakukan secara bertahap.
Pada usia dini, orangtua bisa memberikan stimulasi dan eksplorasi kepada sang anak dengan menunjukan dan mengajarkan berbagai hal, biasanya saat sekolah dasar anak akan mulai mengembangkan potensinya.
Kemudian pada saat usia SMP, bakat dan minat anak akan mulai terlihat dan disinilah orang tua bisa mulai mengarahkan jenjang pendidikan hingga karier anak ke depannya, misal dengan memberikan les di bidang yang diminati anak.
Baca Juga: Perhatikan Waktu Ideal dan Kualitas Screen Time yang Aman untuk Anak-anak, Mengapa?
“Habis itu di usia SMP, biasanya sudah mulai kelihatan hasilnya. Tiba-tiba, wah anak ini dari pengalaman dia eksplorasi ketahuan dia jagonya disini kelamahannya di sini. Jadi sudah mulai bisa dipetakan dengan lebih konkrit,” kata Erika, dikutip PikiranRakyat-Depok.com dari Antara..
Erika juga berpesan kepada para orangtua agar lebih memperbanyak komunikasi dua arah dan peka sejak anak berusia usia dini, seperti ketika anak bermain, perhatikanlah respon dan pilihan-pilihan yang anak buat.
“Poin yang paling penting adalah sedari dini itu peka. Pekanya itu dengan observasi kesukaan anak apa. Kalau anak main tuh sukanya main apa sih gitu ya,” ujar Erika.
