Tidak Melulu Negatif, Studi Buktikan Bermain Game Bisa Tingkatkan Kemampuan Kognitif Anak

- 29 November 2022, 15:52 WIB
Ilustrasi anak bermain game.
Ilustrasi anak bermain game. /Pixabay/

PR DEPOK - Kebiasaan bermain game pada anak-anak merupakan salah satu kecemasan para orang tua.

Para orantua beranggapan bahwa bermain game hanya menimbulkan dampak negatif bagi anak-anak mereka.

Baru-baru ini sebuah studi yang diterbitkan di JAMA Network Open menemukan bahwa game ternyata tidak melulu memberikan dampak negatif.

Baca Juga: Oh Young Soo Bantah Lakukan Pelecehan, Sang Aktor Squid Game: Saya Hanya Memegang Tangan

Ditemukan bahwa anak-anak yang bermain game dapat meningkatkan kemampuan kognitif mereka.

Hal itu terbukti bahwa anak-anak yang bermain game selama tiga jam atau lebih per hari tampil lebih baik pada kontrol impuls dan tes memori dibanding anak yang tidak bermain game.

Studi ini melibatkan 2.000 peserta usia sekolah dalam Adolescent Brain Cognitive Development Study, mereka akan dianalisis dan dilakukan pemindaian otak dan sejumlah tes lainnya.

Baca Juga: Hilangkan Rasa Trauma, Anak-Anak Terdampak Gempa di Cianjur Diberikan Layanan Psikososial

"Studi ini telah menjadi penyelidikan terbesar dalam hubungan antara video game, kognisi dan fungsi otak," kata Bader Chaarani, asisten profesor psikiatri di University of Vermont dan penulis utama studi tersebut.

Sebelumnya sudah banyak penelitian yang menghubungkan antara video game dengan perilaku dan masalah kesehatan mental pada anak.

Namun pada studi ini menunjukkan bahwa ada manfaat kognitif dari hobi populer ini dan pantas untuk pelajari lebih dalam.

Baca Juga: Kasus Gagal Ginjal Akut pada Anak-anak Kian Meningkat, Ini Gejala dan Cara Pencegahan Menurut Kemenkes

Dalam penelitian ilmuwan membagi menjadi beberapa kelompok, anak-anak berusia sembilan dan 10 tahun menjadi dua kelompok, anak-anak yang tidak bermain video game sama sekali dan anak-anak yang bermain game selama tiga jam lebih per hari.

Berdasarkan pemantauan kelompok gamer muda, menunjukkan lebih banyak aktivitas otak di daerah frontal yang berkaitan dengan tugas yang menuntut secara kognitif dan lebih sedikit aktivitas di area yang terkait dengan penglihatan.

Penelitian sebelumnya ditemukan bermain game dapat meningkatkan depresi, kekerasan hingga perilaku agresif.

Baca Juga: Sinopsis Film Big Game, Aksi Seorang Bocah Selamatkan Presiden Amerika dari Teroris

Namun studi terbaru ini tidak menemukan perbedaan signifikan dalam masalah mental dan perilaku antara gamer muda dan anak-anak yang tidak bermain game.

Dalam studi ini juga ditekankan mereka tidak dapat mengatakan apakah ada hubungan sebab akibat antara kinerja gamer dan video game.

Anak-anak yang melakukan tes kognitif dengan baik, adalah mereka yang memilih untuk bermain game.

Studi ini tidak memasukkan jenis maupun apa video game yang dimainkan, namun, studi ini menunjukkan bahwa permainan yang berbeda dapat memiliki dampak yang berbeda pada otak.***

Editor: Rahmi Nurfajriani

Sumber: PMJ News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah