Festival Cap Go Meh identik dengan pelepasan lampion yang dilakukan pada malam hari. Ritual tersebut diyakini sebagai simbol melepaskan nasib buruk dan menyambut nasib baik di masa depan.
Untuk memperingati Cap Go Meh, umat Tionghoa datang ke kelenteng dengan membawa sesaji berupa kue keranjang khas Tionghoa dan berdoa sebagai rasa syukur dan memohon keselamatan.
Setelah itu acara berlanjut dengan menyaksikan atraksi Barongsai dan Liong pada sore hari, sesuatu yang identik dengan Cap Go Meh selain pelepasan lampion.
Saat Atraksi Barongsai berlangsung, wajib diikuti dengan menyalakan petasan. Hal itu karena petasan dipercaya dapat mengusir energi negatif dan akan membersihkan seluruh lokasi yang dilalui Barongsai.
Baca Juga: Info Festival Cap Go Meh 2023 Bogor: Titik Lokasi Parkir dan Rekayasa Lalu Lintas Jalan Suryakencana
Bagi umat Tionghoa, barongsai adalah simbol kebahagiaan, kegembiraan, dan kesejahteraan. Sedangkan Liong atau naga dianggap sebagai lambang kekuasaan atau kekuatan.
Menurut kepercayaan masyarakat Tionghoa, keluarga mereka akan diperpanjang jika anaknya lahir di Tahun Naga.
Setelah menyaksikan atraksi barongsai, pada malam harinya acara berlanjut dengan berkumpul bersama keluarga di rumah dan melepaskan lampion.
Baca Juga: Konser KPop Maret 2023: Ada NCT DREAM hingga TREASURE, Segini Harga Tiketnya
Pelepasan lampion juga dapat dilaksanakan di vihara dengan dipimpin oleh seorang biksu atau Xue Shi (Khonghucu). Di Indonesia, Cap Go Meh dirayakan di berbagai daerah salah satunya Singkawang.