Network
PR DEPOK - Hampir semua ide hebat mengikuti proses kreatif yang serupa dan artikel ini menjelaskan bagaimana proses ini bekerja. Memahami hal ini penting karena berpikir kreatif adalah salah satu keterampilan yang paling berguna yang dapat Anda miliki. Hampir setiap masalah yang Anda hadapi dalam pekerjaan dan kehidupan dapat memperoleh manfaat dari solusi inovatif, pemikiran lateral, dan ide-ide kreatif.
Dilansir Pikiran Rakyat Depok.com dari James Clear, siapa pun dapat belajar menjadi kreatif dengan menggunakan lima langkah ini. Bukan berarti menjadi kreatif itu mudah. Mengungkap kejeniusan kreatif Anda membutuhkan keberanian dan banyak latihan.
Namun, pendekatan lima langkah ini dapat membantu mengungkap proses kreatif dan menerangi jalan menuju pemikiran yang lebih inovatif.
Masalah yang membutuhkan solusi kreatif
Baca Juga: Jadwal Vaksinasi Covid-19 di Puskesmas Kedaung Depok, Jenis Vaksin Pfizer
Pada tahun 1870-an, surat kabar dan percetakan menghadapi masalah yang sangat spesifik dan sangat mahal. Fotografi adalah media yang baru dan menarik pada saat itu. Pembaca ingin melihat lebih banyak gambar, tetapi tidak ada yang tahu bagaimana cara mencetak gambar dengan cepat dan murah.
Sebagai contoh, jika sebuah surat kabar ingin mencetak sebuah gambar pada tahun 1870-an, mereka harus meminta pengukir untuk mengukir salinan foto tersebut pada pelat baja dengan tangan.
Pelat ini digunakan untuk menekan gambar ke halaman, tetapi sering kali pelat ini rusak setelah beberapa kali penggunaan. Proses pengukiran foto ini, bisa Anda bayangkan, sangat memakan waktu dan mahal.
Orang yang menemukan solusi untuk masalah ini bernama Frederic Eugene Ives. Dia kemudian menjadi perintis di bidang fotografi dan memegang lebih dari 70 paten pada akhir karirnya. Kisah kreativitas dan inovasinya, yang akan dibagikan sekarang, merupakan studi kasus yang berguna untuk memahami 5 langkah kunci dari proses kreatif.
Sekilas wawasan
Ives memulai kariernya sebagai pekerja magang percetakan di Ithaca, New York. Setelah dua tahun mempelajari seluk-beluk proses pencetakan, ia mulai mengelola laboratorium fotografi di Universitas Cornell di dekatnya.
