Network
PR DEPOK – Nisfu Sya'ban, atau malam tengah bulan Sya'ban, merupakan momen penting bagi umat Islam di berbagai wilayah. Banyak umat Islam menyambutnya dengan penuh suka cita.
Malam ini jatuh pada tanggal tertentu setiap tahunnya, namun perbedaan di sejumlah penanggalan kalender membuat tanggal jatuhnya Nisfu Sya'ban berbeda-beda di beberapa tempat.
Meskipun begitu, umat Islam di berbagai wilayah tetap merayakan malam Nisfu Sya'ban dengan berbagai cara, seperti melakukan ibadah malam, membaca Al-Qur'an, dan memperbanyak doa dan zikir, sebagai bagian dari tradisi keagamaan mereka.
Berdasarkan pemantauan hilal awal sya'ban terakhir oleh Tim Falakiyah Kanwil Kemenag Aceh, Nisfu Sya'ban 1444 H dipastikan jatuh pada Rabu, 8 Maret 2023, seperti dilansir PikiranRakyat-Depok.com dari Info Publik.
Alfirdaus Putra, pakar Falakiyah Kemenag Aceh, mengatakan pihaknya telah melakukan rukyatul hilal awal Sya'ban 1444 H pada 29 Rajab 1444 H bertepatan dengan 20 Februari 2023 di Pusat Observatorium Hilal Tgk Chik Kuta Karang Lhoknga Aceh.
"Hasil rukyatul hilal awal Sya'ban hilal terlalu rendah dan tidak dapat di-rukyat dan masih belum masuk kategori hilal imkanur rukyat, maka hasilnya bulan Rajab yang lalu di-istikmal-kan 30 hari, sehingga awal Sya'ban jatuh pada hari Rabu, 22 Februari 2023," jelas Alfirdaus, Minggu, 5 Februari 2023.
Dimana hilal tidak terlihat pada hari itu sehingga bulan Rajab disempurnakan 30 hari. Jadi tanggal 1 Sya'ban jatuh pada tanggal 22 Februari 2023. Menjawab sejumlah pertanyaan masyarakat tentang Nisfu Sya'ban, Firdaus menjelaskan bahwa Nisfu Sya'ban jatuh pada hari Rabu, 8 Maret 1444 H.
"Insya Allah 15 Sya'ban 1444 H, bertepatan dengan Rabu, 8 Maret 2023, maka malam Nisfu Sya'ban adalah Selasa atau malam Rabu mulai ba'da Maghrib," tuturnya.
Firdaus menjelaskan, hasil pemantauan kemudian dilaporkan ke Kementerian Agama RI di Jakarta. Selain itu, Tim Falakiyah Kanwil Kemenag di provinsi lain melakukan pemantauan serupa di wilayah lain di Indonesia.
"Untuk ayyamul bidh bulan ini yaitu tanggal 6, 7 dan 8 Maret, mungkin bermanfaat untuk masyarakat yang ingin berpuasa sunnah, "imbuhnya.
Dijelaskannya, penanggalan ini mengacu pada standar Taqwim Hijriah Kementerian Agama, yang mungkin berbeda dengan berbagai penanggalan yang beredar.
Dengan terbitnya hasil pemantauan ini, kata Firdaus, masyarakat tidak perlu lagi khawatir dengan perbedaan penetapan Nisfu Sya'ban di berbagai penanggalan yang beredar di masyarakat.
Baca Juga: Kartu Prakerja Gelombang 49 Kapan Dibuka? Begini Estimasinya dan Syarat bagi Calon Peserta
Demikian penjelasan tentang tanggal jatuhnya Nisfu Sya'ban terkait ada perbedaan di sejumlah penanggalan kalender.***
