Mengenal Apa itu ADHD, Orang Tua Wajib Tau!

- 7 Juni 2023, 14:40 WIB
Ini penjelasan tentang ADHD yang perlu diketahui para orang tua.
Ini penjelasan tentang ADHD yang perlu diketahui para orang tua. /Pexels/Liza Summer

PR DEPOK – Attention deficit/ hyperactivity disorder atau biasa disingkat ADHD merupakan gangguan kesehatan yang selalu dikaitkan dengan anak-anak.

 

Tapi, tahukah Anda, kondisi ADHD ini sebenarnya bisa mempengaruhi seseorang untuk seumur hidupnya?

Jika dokter mendiagnosa sesorang mengalami ADHD pada masa kanak-kanak maka penderita memerlukan penanganan secepatnya agar bisa mengendalikan gejalanya sampai dewasa.

ADHD adalah gangguan perkembangan saraf dan berakibat pada perilaku hiperaktif, impulsif, dan masalah perhatian. Gangguan ini berkaitan erat dengan perkembangan otak.

Baca Juga: Tes Psikologi: Ketahui Karakter Anda melalui Pilihan Unik Bentuk Tangan pada Gambar!

Orang yang mengidap ADHD memiliki kesulitan dalam mengendalikan perilaku dan atau daya kognitif yang sesuai dengan usianya.

Pada umumnya penyakit ADHD terdeteksi pada usia anak-anak. Penderita di lingkungan sekolah atau bermainnya cenderung untuk berbuat nakal, menganggu teman-temannya, tidak mendengarkan guru, sampai merasakan kesulitan dalam mengikuti materi pelajaran di kelas.

Saat anak berinteraksi di lingkungan rumah, orang tua bisa melakukan skrining awal dengan memperhatikan tingkah laku anak.

Pada umumnya anak dengan gangguan ADHD memiliki kecenderungan melakukan hal-hal yang tidak pantas dan tidak bertanggung jawab.

Baca Juga: Daftar Rekomendasi 6 Soto Enak di Berau, Kalimantan Timur

Di sisi lain anak juga tidak merespon pendisiplinan yang dilakukan oleh orang tua. Anak dengan gangguan ADHD sebenarnya tidak dengan sengaja melakukan perbuatan seperti itu. Para penyandangnya bisa sangat sedih karena tidak bisa menjadi anak yang berperilaku baik.

ADHD sendiri dibedakan menjadi tiga jenis yakni predominantly inattentive (kurang perhatian), predominantly hyperactive impulsive (dominan-impulsif), dan kombinasi keduanya.

Kondisi ADHD sendiri bisa bertahan sampai dewasa, ciri yang ditunjukkan pada orang dewasa biasanya terlihat ceroboh, sering tidak fokus atau mudah teralihkan, tidak bisa mengelola waktu, dan menunjukkan gejala gangguan mental.

Gejala Penyakit ADHD

Baca Juga: Liburan ke Kuta Bali? Ini 7 Rekomendasi Tempat Bakso Paling Enak di Kuta, Cek Alamat dan Jam Buka

1. Gejala Kurang Perhatian;

· Gagal/ lambat dalam menyelesaikan aktivitas.

· Tidak mengikuti perintah atau instruksi.

· Cenderung melakukan kecerobohan.

Baca Juga: Alasan Mengapa Perselingkuhan Terjadi dan Bagaimana Cara Menghadapinya? Ini Kata Psikolog

· Sulit mengatur jadwal kegiatan.

· Gampang lupa.

· Fokus mudah teralihkan.

2. Gejala Hiperaktif

Baca Juga: Top 10 Tempat Bakso Enak dan Gurih di Sumedang Ramai Pembeli, Cocok Dikunjungi Bersama Keluarga

· Berperilaku terlalu aktif.

· Berlarian kesana kesini, memanjat tanpa memikirkan sekitar dan resiko.

· Tidak betah untuk duduk berlama lama, gelisah dan mengeliat-geliat.

· Sering meninggalkan tempat duduknya.

Baca Juga: Lagi ke Jakarta Timur? Ayo Mampir ke Daftar 6 Kuliner Soto Favorit yang Enak dan Mantap Pol di Sini

· Berbicara berlebihan.

· Tidak bisa beraktifitas, bermain, belajar dengan tenang.

3. Gejala Impulsif

· Sulit untuk menunggu antrian atau giliran.

Baca Juga: Tes Psikologi: Pilihlah Bunga dan Ketahui Karakter Terbaik Anda!

· Menyela atau memotong pembicaraan dan berteriak.

· Cenderung bertindak tanpa berpikir panjang.

Penyebab ADHD

Hal yang menyebabkan gangguan ADHD pada anak belum diketahui secara pasti. Gangguan ini cenderung diturunkan oleh orang tua sang anak, diduga kuat ada peran genetika.

Baca Juga: Kemenag Sesalkan Saudia Airlines Tidak Profesional Urusi Penerbangan Jemaah Haji Indonesia

Selain itu beberapa studi mengaitkan gangguan ini dengan paparan bahan kimia, polusi lingkungan, dan konsumsi alkohal dan kebiasaan merokok pada masa kehamilan. Perlu diinformasikan bahwa pola asuh orang tua tidak menyebabkan anak mengalami ADHD.

Orang dengan gangguan saraf seperti autisme memiliki kemungkinan lebih besar untuk terserang gangguan ADHD.

Melalui studi yang dilakukan resiko dianosa lebih tinggi sembilan kali lipat dengan saudara kandung dari seseorang yang tidak memiliki ADHD.

Selain itu anak yang lahir dengan kondisi prematur, berat badan rendah, atau menderita epilepsi dan mengalami cedera otak lebih beresiko terserang gangguan tersebut.

Baca Juga: Daftar 5 Kuliner Bakso Enak di Jakarta Timur, Cek Lokasi dan Jam Bukanya di Sini

Cara Dokter Mendiagnosis ADHD

Dalam mendiagnosis ADHD dokter melakukan diagnosis yang kompleks, dengan metode wawancara, penilaian perilaku dan gejala observasi pihak ketiga dan pemeriksaan riwayat kesehatan secara menyeluruh.

Umumnya anak yang terdiagnosis ADHD bila menunjukkan enam gejala atau lebih entah itu gejala kurang perhatian, hiperaktif atau impulsif, selain itu anak harus dipastikan :

1. Menunjukkan gejala setidaknya selama enam bulan.

Baca Juga: Mantul! 4 Soto Rekomen di Cimahi, Cek Alamatnya

2. Menunjukkan gejala sebelum menginjak usia 12 tahun.

3. Memperlihatkan gejala di dua kondisi lingkungan yang berbeda seperti rumah dan sekolah.

4. Gejala tang dialami menyebabkan kesulitan dalam hal sosial, akademis atau pekerjaan.

5. Gejala yang dialami bukan sekedar bagian dari gangguan tumbuh kembang atau fase sulit dan tidak lebih condong sebagai penyakit lain.

Baca Juga: Waspadai 5 Penyakit Silent Killer, Tanpa Gejala Bisa Bikin Menderita

Pengobatan yang Bisa Dilakukan

1. Terapi

Terapi perilaku kognitif dan praktik dengan berdasarkan kesadaran (mindfulness) merupakan jenis terapi paling efektif untuk pengidap ADHD. Terapi yang bisa dilakukan juga adalah terapi perilaku dialektika yang merupakan gabungan terapi kognitif, sikap, dan mindfulness. Terapi ini dilakukan untuk membantu pasien mengelola hidup dengan lebih baik, mengutamakan pekerjaan atau aktivitas yang penting, merasa diri lebih baik, dan mengurangi rasa cemas

2. Obat-obatan

Baca Juga: Cusss, Cobain Salah Satu dari 6 Bakso Enak di Kediri

Obat yang digunakan dalam penanganan pengidap ADHD kebanyakan bersifat stimulan, seperti methylphenidate, dexamphetamine, dan lisdexamfetamine. Obat-obatan ini berfungsi untuk memulihkan aktivitas otak yang normal dan hanya bisa dikonsumsi berdasarkan resep dokter, terutama psikiater.

Komplikasi Gangguan ADHD

Gangguan ADHD yang tidak ditangani atau diobati dengan tepat dapat menyebabkan sejumlah komplikasi fisik dan psikis seperti:

· Kepercayaan diri rendah

Baca Juga: KJP Plus 2023 Cair Tapi Data Tidak Ditemukan saat Cek Status di kjp.jakarta.go.id? Ini Penyebab dan Solusinya

· Mudah mengalami kecelakaan atau cedera

· Penyahlgunasn obat obatan dan narkotika

· Perilaku badung dan beresiko

· Kesulitan dalam interaksi sosial

Baca Juga: Tes Kepribadian: Pilih Gambar Favorit Anda yang akan Tentukan Tipe Psikomu dan Karakteristik Bawaan

· Mengalami obesitas badan

· Gangguan makan

· Insomnia atau gangguan tidur

Pencegahan

Baca Juga: Ramalan Shio Ayam, Anjing, dan Babi untuk Rabu, 7 Juni 2023: Terima Kesempatan, Tunjukkan Bakat

Faktor utama penyebab penyakit ADHD adalah genetik yang berada di luar kendali manusia, karena berkaitan dengan riwayat keluarga atau keturunan. Meski demikian, bukan berarti tak ada cara pencegahan yang bisa dilakukan atau setidaknya meminimalkan risiko. Hal yang bisa dilakukan adalah:

Saat memasuki masa kehamilan, calon ibu harus menghindari aktivitas atau zat yang bisa membahayakan tumbuh kembang bayi, seperti minuman beralkohol, rokok, dan narkoba.

Bila Anda melihat buah hati anda atau anak merasa mengalami gejala penyakit ADHD, segera datangi dokter di rumah sakit.

Dokter umum biasanya akan melakukan pemeriksaan awal dan memberikan rujukan lebih lanjut ke dokter spesialis, psikiater, atau psikolog jika dibutuhkan pemeriksaan lebih lanjut.

Baca Juga: Ramalan Shio Kuda, Kambing, dan Monyet Hari Ini Rabu, 7 Juni 2023: Kesuksesan Menunggu, Pesona Memancar

Anda bisa juga langsung berkonsultasi ke psikiater atau psikolog bidang kesehatan mental agar segera mendapatkan penanganan sejak dini.***

Editor: Tesya Imanisa

Sumber: Primaya Hospital


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x