PR DEPOK - Tren penggunaan rokok elektrik (vape) terus meningkat dan booming secara global, tidak terkecuali Asia Tenggara. Dengan permintaan pasar yang berkembang pesat, vaping telah menjadi alternatif populer untuk rokok tradisional.
Di Asia Tenggara, tren vaping meroket yang digembar-gemborkan sebagai cara bagi perokok untuk berhenti merokok.
Dengan berbagai macam rasa yang tersedia seperti permen karet, permen, dan sorbet lemon, semakin banyak anak muda di Asia yang ketagihan.
Namun, peningkatan tren rokok elektrik (vape) ini disertai dengan bahaya kesehatan yang tersembunyi dan implikasi yang perlu ditangani.
Pakar kesehatan menyampaikan bahwa rokok elektrik atau vape mengandung nikotin yang sangat adiktif dan campuran bahan kimia beracun dengan risiko kesehatan jangka panjang.
Dikutip Pikiran-Rakyat.Depok.com dari Al Jazeera, pasar rokok elektrik di Asia Tenggara telah mengalami pertumbuhan yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Filipina, Malaysia, dan Indonesia termasuk dalam daftar negara dengan jumlah vapers terbanyak.