Terbiasa Makan dengan Terburu-buru? Studi Ungkap Cara Makan Cepat Picu Timbulnya Risiko Diabetes

- 2 September 2020, 12:47 WIB
Ilustrasi makan.
Ilustrasi makan. /the5th/Pixabay

PR DEPOK - Apakah Anda termasuk kelompok orang yang makan secara perlahan sambil menikmatinya, atau bagian dari mereka yang makan dengan cepat?

Kedua cara makan yang berbeda ini memang memiliki penggemarnya masing-masing. Namun, tahukah Anda? Ternyata cara makan dapat berpengaruh terhadap kesehatan Anda?

Seperti dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari Time, sebuah studi mengungkapkan kecepatan makan dapat memengaruhi risiko obesitas serta perkembangan sindrom metabolik. Sindrom metabolik sendiri erat kaitannya dengan penyakit stroke, jantung, dan diabetes.

Risiko ini diketahui lebih rendah terjadi pada orang yang makan secara perlahan daripada mereka yang makan dengan cepat.

Sementara itu, untuk menguatkan temuan tersebut, tim peneliti di Jepang juga melakukan riset serupa pada tahun 2008 lalu.

Penelitian yang melibatkan 1000 orang dewasa dalam kondisi sehat ini meminta para partisipannya untuk menggambarkan kecepatan makan mereka.

Baca Juga: Simak Langkah-langkah Daftar Antrean Online Layanan Pajak di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Terdekat

Tim peneliti kemudian melacak kesehatan partisipannya selama lima tahun menjalankan cara makan tertentu. Hasilnya, sebanyak 84 orang didiagnosis mengalami sindrom metabolik yang erat kaitannya antara kecepatan makan dan perkembangan penyakit.

Orang-orang yang mengalami sindrom metabolik tersebut di antaranya 11,6 persen kelompok dengan cara makan cepat, 6,5 persen kelompok dengan cara makan normal, serta 2,3 persen kelompok dengan cara makan lambat. Kelompok pemakan cepat juga cenderung mengalami pertambahan berat badan, memiliki lingkar pinggang lebih besar serta tingkat gula darah yang tinggi.

“Dengan makan lebih cepat, ada kemungkinan Anda juga akan makan lebih banyak. Hal ini karena Anda tidak benar-benar menyadari apa yang telah Anda makan,” tutur juru bicara American Heart Association, Nieca Goldberg.

Goldberg juga menjelaskan saat makan secara perlahan, Anda akan lebih sadar tentang makanan yang sedang disantap. Kesadaran ini akan membuat Anda mengunyah makanan dengan lebih baik serta memperlambat proses pencernaannya.

Goldberg menambahkan bahwa menyantap makanan setidaknya harus menghabiskan waktu selama 30 menit. Ia menyarankan untuk makan pada tempat yang kondusif, seperti dapur, ruang makan atau restoran. Cara tersebut harus diterapkan agar Anda bisa benar-benar fokus pada makanan sambil menikmatinya.

Baca Juga: Kabar Baik, Tarif Listrik Turun untuk 7 Golongan Pelanggan Non Subsidi, Berikut Rincian Lengkapnya

Jika Anda memiliki kebiasaan makan sangat cepat, cobalah untuk mengubahnya. Anda perlu melatih diri agar terbiasa makan secara perlahan.

Goldberg menyarankan agar kelompok orang yang makan cepat mencoba menyantap makanan bersama teman atau memotong makanan menjadi potongan yang lebih kecil. Dua cara tersebut dimaksudkan agar orang yang makan cepat itu memiliki waktu lebih lama untuk mengunyahnya.

Selain itu, kelompok makan cepat juga akan memiliki waktu untuk menarik napas di sela-sela makannya. Jika cara tersebut diterapkan, secara otomatis kecepatan makan pun akan berkurang dan menurunkan risiko terkena sindrom metabolik pun mungkin lebih rendah.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Sumber: TIME


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x