Masuk Golongan Rentan Terhadap Covid-19, Studi Ungkap 75 Persen Kematian Lansia Disertai Demensia

- 7 September 2020, 13:46 WIB
Ilustrasi Alzheimer.
Ilustrasi Alzheimer. /Tumisu/Pixabay

PR DEPOK - Sebuah penelitian mengungkapkan, 75 persen kematian pasien lansia yang terpapar virus corona secara global adalah mereka yang memiliki penyakit menyerta demensia.

Penelitian tersebut dilakukan oleh tim dari London School of Economics bersama University College of London.

Demensia merupakan gejala penyakit yang menyebabkan penurunan fungsi otak.

Sementara demensia alzheimer adalah gangguan penurunan fungsi otak yang memengaruhi emosi, daya ingat, dan pengambilan keputusan seseorang, atau biasa disebut pikun oleh sebagian masyarakat.

Meski tidak bisa disembuhkan secara total, penyakit yang dianggap tak mematikan tersebut hanya dapat diperlambat perkembangannya melalui obat-obatan.

Baca Juga: Pelayanan Masyarakat di Kantor Kelurahan Pancoran Mas Ditutup Sementara

Usia menjadi faktor terbesar yang memicu demensia. Di sisi lain lansia termasuk ke dalam golongan usia yang memiliki risiko paling tinggi terhadap paparan Covid-19.

Hingga kini tercatat sebanyak 86 persen kematian terjadi pada golongan usia 65 tahun ke atas.

"Kondisi pandemi Covid-19 yang berlangsung saat ini juga membuat banyak orang rentan akan kesepian, kecemasan, dan depresi, tak terkecuali ODD (orang dengan demensia) dan caregivers," ujar DY Suharya sebagai Direktur Regional Alzheimer Asia Pasifik sekaligus Penggagas Yayasan Alzheimer Indonesia dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari Antara.

Di samping itu, seorang ahli syaraf sekaligus Dekan UNIKA Atma Jaya, Dr. dr. Yuda Turana SpS mengatakan bahwa selama masa pandemi Covid-19 serta memasuki adaptasi kenormalan baru, membuat orang dengan demensia dan caregiver maupun pengasuhnya ditantang untuk mampu beradaptasi.

Baca Juga: Diisukan Tengah Sakit Keras, Jet Li Tepis dengan Kemunculannya di Film 'Mulan'

Adaptasi tersebut erat hubungannya dengan imunitas yang turun pada orang dengan penyakit demensia.

"Situasi yang normal aja sulit, sekarang harus beradaptasi dengan kebiasaan baru, tentu ini menjadi tantangan besar. Risiko terkena Covid-19 besar apalagi ada tambahan demensia, orang dengan demensia imunnya lebih turun," tuturnya.

Orang dengan demensia memiliki gangguan kognitif dan perilaku, oleh karena itu mereka tidak dapat mengungkapkan perasaan atau rasa sakit yang dialami.

Jika orang dengan demensia terpapar Covid-19, maka proses deteksi dini bisa lebih lambat dari orang normal bahkan bisa berakibat fatal.

"Orang demensia sulit untuk mengungkapkan perasaan dan sakit. Gejala Covid kan enggak cuma demam, screening di mall itu hanya menyisihkan 20 persen gejala aja, sisanya tidak spesifik," tutur Yuda.

Baca Juga: Tuai Polemik, Kemenag Jelaskan Soal Sertifikasi Penceramah

Maka dari itu, khusus bagi keluarga yang memiliki anggota dengan penyakit demensia, mereka harus lebih memperhatikan kerentanan agar terhindar dari risiko penularan Covid-19.

Memberikan perlindungan yang optimal dapat menjauhkan lansia dan penderita demensia dari virus yang berbahaya tersebut.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Sumber: Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah