Jelang Pelantikan Joe Biden, Penjualan Senjata Api Laku Keras di Amerika Serikat

19 Januari 2021, 08:34 WIB
Tangkapan layar Joe Biden dalam sebuah postingan di akun IG dengan caption "Here's to 2021" /intsagram.com/joebiden

PR DEPOK - Menjelang hari pelantikan Joe Biden minggu ini, toko senjata api di seluruh Amerika Serikat mencatat peningkatan penjualan yang luar biasa.

Dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari The Vocket pada Selasa, 19 Januari 2021, salah satu pemilik toko senjata api mengatakan bahwa mereka tidak dapat memenuhi permintaan dan kehabisan amunisi dan senjata api.

Dengan kabar ini, masalah keamanan menjadi prioritas di Amerika Serikat. Bahkan, sebagian besar media internasional telah menyatakan bahwa Joe Biden tidak akan menerima upacara pelantikan sebagai Presiden Amerika Serikat (AS) dengan damai.

Baca Juga: Jadwal Program Belajar dari Rumah oleh Kemendikbud yang Tayang di TVRI pada Selasa 19 Januari 2021

Untuk mengendalikan situasi dan mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, selama beberapa hari ke depan lebih dari 6.200 anggota Garda Nasional telah dikerahkan ke Washington D.C.

Meski demikian, seiring dengan pelantikan Joe Biden sebagai Presiden AS menggantikan Donald Trump, ternyata semakin banyak senjata api yang terjual di negara tersebut.

Masih dari The Vocket, berdasarkan laporan, empat hingga lima bulan terakhir, sebanyak 18 juta orang membeli senjata api.

Baca Juga: Minta Pemerintah Jangan Paksakan Vaksin Covid-19, Natalius: 275 Juta Sudah Divaksin, Baru Saya

Seorang pemilik toko senjara Topeka Floyd McMillin merasa lonjakan penjualan senjata api adalah hasil dari ketidakpercayaan orang-orang terhadap pemerintah.

Dia bahkan menyebut industri senjata menghasilkan pendapatan yang besar dari warga AS karena peristiwa itu.

"Anda harus sadar bahwa industri senjata api itu sendiri, menghasilkan pendapatan miliaran dolar untuk Amerika Serikat," ujarnya.

Baca Juga: Sebut Tak Ada Pelanggaran Prokes di Acara yang Dihadiri Raffi, PMJ: Isinya Cuma 18 Orang

Dia juga mengatakan bahwa toko senjatanya telah menjual lebih dari $50.000 senjata baru kepada warga AS pada Sabtu lalu.

Sementara itu, masih dari The Vocket, FBI menerima informasi bahwa protes bersenjata telah direncanakan di seluruh 50 negara bagian AS dalam beberapa hari mendatang.

Melalui dokumen yang diperoleh dari FBI, protes bersenjata sedang direncanakan di semua 50 ibu kota dari 16 Januari hingga setidaknya 20 Januari dan di US Capitol dari 17 Januari hingga 20 Januari.

Baca Juga: Nilai Jokowi Akan Baik-baik Saja Terkait Ramalan Mbak You, Mbah Mijan: Pada Baperan Banget!

''Mereka telah memperingatkan bahwa jika Kongres berusaha menghilangkan POTUS melalui Amandemen ke-25, pemberontakan besar akan terjadi," kata FBI.

Dokumen itu juga menyebut bahwa terdapat rencana sebuah kelompok yang berencana untuk menyerbu pengadilan, gedung pengadilan lokal dan federal, serta gedung administrasi jika Trump dicopot dari jabatannya sebelum 20 Januari.

Ancaman juga dilaporkan akan lebih besar lagi terhadap Capitol, bahwa mereka akan menutup jalan, toilet, tempat parkir, dan fasilitas lainnya di National Mall dan Memorial Park.

Baca Juga: Jadwal Pemadaman Listrik Kota Depok Selasa 19 Januari 2021, Mulai Pukul 10.00 Hingga 15.00 WIB

Usai adanya laporan FBI itu, beberapa waktu lalu, seorang pengunjuk rasa yang mengenakan perlengkapan militer meminta semua orang untuk bersatu melawan Pemerintah AS.

Ia memperingatkan bahwa perang saudara akan pecah jika pemerintah AS terus menindas rakyatnya.

''Ini adalah kesempatan terakhir kami untuk menghindari pemerintahan tirani atau perang saudara berdarah dan sia-sia di antara orang Amerika, yang tidak memiliki banyak perbedaan satu sama lain dan memiliki lebih banyak kesamaan," kata dia

Baca Juga: Ramalan Zodiak Hari Selasa, 19 Januari 2021: Pisces, Jadilah Bintang Film di Kehidupan Sendiri

"Pesan kami kepada pemerintah adalah kami datang dengan damai. Kami tidak berniat melakukan kekerasan, tetapi saya mengimbau kalian dengan air mata dan suara saya, jika pemerintah terus menindas rakyat Amerika, kami akan bertindak rasional lagi," ujar dia.***

Editor: Adithya Nurcahyo

Sumber: The Vocket

Tags

Terkini

Terpopuler