Dokter-dokter di Gaza Tewas dalam Serangan Israel, Palestina Kini Kekurangan Ahli Medis

17 Mei 2021, 20:13 WIB
Ilustrasi - Kerusakan kendaraan akibat konflik antara Israel dan Palestina. /REUTERS/Ronen Zvulun.

PR DEPOK – Palestina mengalami kehilangan besar setelah dua dokter ahli mereka tewas akibat serangan udara yang dilakukan Israel.

Ini memperburuk kondisi Palestina yang kekurangan ahli medis terutama di wilayah pusat yang terkepung tentara Israel.

Dokter Mooein Ahmad Al-Aloul dan Dokter Abu Al-Ouf dinyatakan tewas dalam serangan udara Israel pada hari Minggu, 16 Mei 2021.

Baca Juga: Mulai 18 Mei 2021 Perjalanan ke Luar Kota Wajib Bawa Tes Antigen Hasil Negatif Covid-19

Pekerja medis dan organisasi kesehatan telah mengecam pembunuhan dua dokter senior dan seorang ahli saraf dan kepala penyakit dalam di rumah sakit terbesar di Gaza itu.

Kematian semakin memperburuk kekurangan staf medis dan keahlian di Jalur Gaza, akibat dari blokade selama 14 tahun yang mencegah kebebasan bergerak, menyebabkan kekurangan pasokan dan peralatan yang mengerikan serta menghambat kemajuan medis.

Dr Ayman Abu Al-Ouf, adalah dokter kepala dari divisi penyakit dalam di rumah sakit Al-Shifa, ia tewas bersama dengan anggota keluarganya dalam serangan rudal dini hari di distrik al-Wehda di Gaza pada hari Minggu, 16 Mei 2021.

Baca Juga: MUI Serukan Perang Total Lawan Israel, Saidiman Ahmad: Nanti kalau Kalah, TInggal Pakai Narasi Penjajahan

Selain menewaskan Dr Ayman dan keluarganya, bom yang dijatuhkan Israel itu juga menewaskan sedikitnya 33 warga sipil dan membuat relawan bekerja di tengah puing-puing gedung apartemen untuk menemukan korban yang masih selamat.

Dr Osaid Alser, mantan mahasiswa Al-Ouf yang juga rekannya di rumah sakit Al-Shifa mengatakan Palestina mengalami kerugian besar akibat tewasnya Dr Ayman Abu Al-Ouf.

"Ini mengejutkan saya dan seluruh komunitas medis. Dia adalah salah satu dokter penyakit dalam paling senior di Gaza. Itu berarti kerugian besar bagi komunitas medis," katanya seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Al Jazeera.

Baca Juga: Rocky Gerung Diduga Kritik Jokowi Soal Konflik Israel-Palestina, Henry Subiakto Bereaksi Keras

Diwaktu yang sama, Dr Mooein Ahmad al-Aloul, seorang ahli saraf psikiatri berusia 66 tahun, juga tewas di rumahnya selama serangan al-Wehda. Saudaranya, Mazen al-Aloul telah mengumumkan mengenai kematiannya.

Putri Dr Al-Aloul. Aya juga mengatakan serangan dilakukan tiba-tiba dan tanpa peringatan menyasar rumah mereka.

"Tanpa peringatan, mereka mengebom rumah kami," kata Aya yang berusia 25 tahun.

Baca Juga: Said Didu Keheranan Ada Pihak yang Justru Dukung Israel: China Aja Bela Palestina

Tercatat, sedikitnya 192 warga Palestina di Gaza tewas sejak pemboman Israel dimulai, termasuk 58 anak-anak, serta ratusan lainnya luka-luka, sistem medis Gaza, yang sudah di ambang kehancuran sebelum pandemi virus Corona, terguncang.

Rumah sakit Al-Shifa adalah rumah sakit terbesar dan terlengkap di Gaza yang menyediakan hampir 70 persen layanan medis publik di Gaza dan hampir 90 persen layanan medis darurat.

Namun, Israel berusaha menutup akses dengan melakukan serangan dengan melakukan pengeboman jalan utama menuju rumah sakit Al-Shifa.

Baca Juga: Jokowi Akhirnya Angkat Bicara Soal TWK KPK: Hasilnya Tak Serta-merta Jadi Dasar Penonaktifan 75 Pegawai

Selain Al-Shifa, Doctors Without Borders (MSF) juga melaporkan pada hari Minggu, 16 Mei 2021 sebuah klinik yang memberikan perawatan trauma dan luka bakar juga telah hancur terkena rudal Israel di Kota Gaza. ***

Editor: Ramadhan Dwi Waluya

Tags

Terkini

Terpopuler