PR DEPOK - Dua anak tewas dipenggal di Palma, Provinsi Cabo Delgado, Mozambik.
Dipenggalnya dua anak berusia 15 tahun itu berkaitan dengan konflik pemberontakan di Mozambik yang mencuat sejak 2017 lalu.
Sebelumnya, dua anak laki-laki berusia 15 tahun ini bergabung dengan 15 orang lainnya.
Baca Juga: Halo MasAnies Baswedan, Kenapa Nggak Tarik 'Rem Darurat' Atasi Lonjakan Kasus Covid-19
Mereka berangkat dari Quitunda, sekitar sembilan mil dari Palma, untuk mencari makanan.
Dilansir PikiranRakyat-Depok.com dari The Independent, direktur Save the Children, Chance Briggs mengecam aksi pemenggalan terhadap dua anak tak berdosa itu.
Menurutnya, insiden naas tersebut merupakan kejahatan yang tak masuk akal, karena menargetkan anak-anak.
"Kami terkejut dan muak dengan kejahatan yang tidak masuk akal ini. Anak-anak tidak boleh menjadi target dalam konflik," tutur dia.
Akibat konflik, sekitar 364 ribu anak mencari perlindungan di kamp-kamp pengungsian di wilayah selatan Palma, Mozambik.
Mirisnya, beberapa anak menjadi korban pembunuhan dan penculikan, serta sebagian lainnya direkrut menjadi anggota kelompok-kelompok pemberontak di negara itu.
"Pelanggaran berat sedang dilakukan terhadap anak-anak. Mereka dibunuh, mereka diculik, mereka direkrut untuk digunakan oleh kelompok-kelompok bersenjata," tutur dia.
Selain kasus dua anak yang dipenggal, Save the Children melaporkan adanya kasus serupa di Cabo Delgado, salah satu provinsi termiskin di Mozambik.
Anak berusia 11 tahun juga dipenggal oleh kelompok bersenjata di negara itu.***