Gelombang Panas Terjang Mediterania dan Eropa Selatan, Turki Catat Rekor Kebakaran Paling Intens

5 Agustus 2021, 11:25 WIB
Ilustrasi gelombang panas. /pexels /pixabay

PR DEPOK - Kawasan Mediterania telah menjadi titik bara api, dengan Turki dilanda kebakaran paling intens yang pernah tercatat sebelumnya.

Menurut tim pemantau dan analis atmosfer Uni Eropa, gelombang panas menghasilkan risiko tinggi kebakaran lebih parah serta polusi asap di sekitar kawasan itu.

Kebakaran hutan berkobar di negara-negara termasuk Yunani dan Turki, di mana ribuan orang telah dievakuasi dari rumah mereka. Kebakaran juga diperkirakan akan mencapai pembangkit listrik tenaga batu bara.

Baca Juga: Jokowi Pernah Tolak Pembelian Pesawat Kepresidenan, Jansen: Katanya Anggaran Itu untuk Tutupi Kebutuhan Dasar

Kebakaran melanda saat Eropa Selatan mengalami gelombang panas yang hebat, dengan beberapa tempat di Yunani mencatat suhu lebih dari 46 Celcius.

Dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari The Globe and Mail pada Kamis, 5 Juli 2021, perubahan iklim yang disebabkan oleh manusia membuat gelombang panas lebih mungkin terjadi dan akan lebih parah, kata para ilmuwan.

Layanan Pemantauan Atmosfer Copernicus (CAMS) Uni Eropa mengatakan kondisi panas dan kering telah meningkatkan bahaya kebakaran lebih lanjut, meskipun suhu tinggi saja tidak memicu kebakaran hutan karena mereka membutuhkan sumber api.

CAMS memantau kebakaran hutan melalui satelit dan pernyataan observasi berbasis darat, dan mengatakan emisi dan intensitas kebakaran hutan meningkat pesat di Turki dan Italia Selatan.

Baca Juga: Belum Divaksin dan Tidak Memiliki Penyakit Serius, Wanita Singapura Meninggal Akibat Komplikasi Covid-19

Di Turki, metrik utama intensitas kebakaran berupa kekuatan radiasi api, mengukur energi yang dihasilkan dari pembakaran pohon dan materi lainnya mencapai nilai harian tertinggi sejak pencatatan data dimulai pada tahun 2003.

Gumpalan asap dari kebakaran di Turki selatan terlihat jelas di citra satelit wilayah tersebut, dan skala kebakaran yang parah telah menyebabkan polusi partikel tingkat tinggi di wilayah Mediterania Timur, kata CAMS.

Pasalnya, kekhawatiran CAMS menunjukkan bahwa paparan terus-menerus terhadap polusi partikulat akan dikaitkan dengan penyakit kardiovaskular dan kanker paru-paru.

“Sangat penting untuk mengamati dengan cermat kebakaran berintensitas tinggi ini karena asap yang dikeluarkan dapat berdampak pada kualitas udara secara lokal dan melawan arah angin,” kata ilmuwan senior CAMS, Mark Parrington.

Baca Juga: Indonesia Tak Masuk Daftar Kunjungan Wapres AS, Fadli Zon: Apakah RI Kini Tak Dianggap Penting Lagi?

Selain itu, Italia, Albania, Maroko, Yunani, Makedonia Utara, dan Lebanon semuanya menghadapi kebakaran hutan sejak akhir Juli.

Komisi Eropa mengatakan kemarin Rabu, 4 Agustus 2021, bahwa pihaknya telah membantu memobilisasi pesawat pemadam kebakaran, helikopter dan petugas pemadam kebakaran untuk membantu Italia, Yunani, Albania dan Makedonia Utara.***

Editor: Adithya Nurcahyo

Sumber: The Globe and Mail

Tags

Terkini

Terpopuler