Hasil Negosiasi Tokoh Senior Politik, Putra Mantan Presiden Libya Muammar Gaddafi Dibebaskan dari Penjara

6 September 2021, 11:29 WIB
Saadi Gaddafi, putra Muammar Gaddafi. /Ismail Zetouni/REUTERS

PR DEPOK - Pemerintah Libya telah membebaskan Saadi Gaddafi, putra mantan Presiden Muammar Gaddafi, yang digulingkan dan dibunuh dalam pemberontakan 2011.

Menurut laporan, pembebasan Saadi dihasilkan dari negosiasi yang melibatkan tokoh senior dan Perdana Menteri Abdulhamid Dbeibeh.

Dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Middle East Monitor pada Senin, 6 September 2021, negosiasi itu melibatkan mantan Menteri Dalam Negeri Libya Fathi Bashagha.

Baca Juga: Gitaris Legendaris Black Oak Arkansas, Rickie Lee Reynolds Meninggal Dunia di Usia 72 Tahun

Saadi Gaddafi melarikan diri ke Niger selama pemberontakan yang didukung NATO, tetapi diekstradisi ke Libya pada 2014 dan telah dipenjara sejak saat itu di Tripoli.

Libya telah mengalami kekacauan, perpecahan, dan kekerasan dalam satu dekade sejak pemberontakan 2011.

Pemerintah Persatuan Nasional Libya dilantik pada Maret lalu sebagai bagian dari upaya perdamaian yang juga dimaksudkan untuk melaksanakan pemilihan umum yang rencananya akan berlangsung pada Desember mendatang.

Baca Juga: Didominasi Klub Premier League, Inilah Deretan 5 Skuad Tim Sepak Bola Paling Mahal Sejauh ini

Sebelumnya pada 2018, Kementerian Kehakiman mengatakan Saadi Gaddafi dinyatakan tidak bersalah atas pembunuhan, penipuan, ancaman, perbudakan, dan pencemaran nama baik mantan pemain sepak bola sekaligus pelatih Bashir Rayani.

Untuk diketahui, Al-Riani, mantan pesepakbola dan pelatih klub sepak bola Al-Ittihad Tripoli, hilang pada malam 23 Desember 2014.

Menurut salah satu sepupunya, keluarga tidak tahu dia meninggal hingga tiga hari kemudian ketika sebuah rumah sakit setempat menelepon untuk mengatakan tubuhnya telah ditemukan dibuang di jalan menunjukkan tanda-tanda pemukulan parah.

Baca Juga: Rayakan Anniversary 12 Tahun Sejak Debut, Para Anggota f(x) Bagikan Foto Lawas Mereka di Media Sosial

Selain itu, Saadi juga pernah dituduh melakukan kejahatan yang dilakukan terhadap pengunjuk rasa pada tahun 2011.

Sisi lainnya, pada Juli lalu, saudara laki-laki Saadi, Saif al-Islam Gaddafi, yang ditahan selama bertahun-tahun di kota Zintan, mengatakan bahwa dirinya akan mencalonkan diri dalam pemilihan presiden pada Desember mendatang.

Saif al-Islam tidak muncul di depan umum sejak ia ditangkap di gurun Libya oleh pemberontak pada 2011, menyusul penggulingan dan pembunuhan ayahnya.

Dia dijatuhi hukuman mati pada tahun 2015, tetapi dibebaskan dua tahun kemudian dan bersembunyi. Ia dilaporkan tetap berada di Zintan.

Baca Juga: Penyelesaian Masalah TWK KPK Belum Jelas, AJI Desak 3 Hal ke Presiden Jokowi

Pasukan yang setia kepada komandan timur Libya Khalifa Haftar, mantan sekutu Gaddafi yang menjadi pembelot dilaporkan ingin mencegah kembalinya Saif al-Islam ke panggung politik.

Menurut laporan terpisah, putra Haftar, Saddam Haftar, yang juga dilaporkan mempertimbangkan pencalonan presiden, berusaha membunuh Saif al-Islami baru-baru ini.

Untuk informasi lebih jauh, tiga dari tujuh putra mantan Presiden Libya terlama Muammar Gaddafi telah tewas selama pemberontakan 2011 silam.***

Editor: Yunita Amelia Rahma

Sumber: Middle East Monitor

Tags

Terkini

Terpopuler