Pensiunan CIA Tuduh Taliban Sembunyikan Pemimpin Al Qaeda, Jubir: Jauh dari Kebenaran

14 September 2021, 20:17 WIB
Ilustrasi kelompok Taliban di Afghanistan. /REUTERS/Stringer.

PR DEPOK - Juru Bicara (Jubir) Taliban, Mohammad Naim membantah bahwa kelompoknya telah menyembunyikan orang nomor satu Al Qaeda.

Dengan tegas, Jubir Taliban mengatakan bahwa tudingan kelompoknya menyembunyikan orang nomor satu di Al Qaeda adalah sebuah kebohongan.

"Informasi itu jauh dari kebenaran," ujar Jubir Taliban Mohammad Naim sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Sputnik News pada Selasa, 14 September 2021.

Baca Juga: Khawatirkan Nasib 6.000 Warga, Rocky Gerung: Silakan Gusur Rumah Saya, tapi Jangan Kampung di Bawahnya

Sebelumnya, ada laporan bahwa orang nomor satu di Al Qaeda, yakni Ayman al-Zawahiri tengah disembunyikan oleh Taliban di Afghanistan.

Hal itu bermula dari pernyataan seorang analis intelijen yang menjabat sebagai direktur CIA Barack Obama antara 2011 dan 2013, Michael Morell.

Mantan direktur CIA tersebut mengatakan bahwa intelijen Amerika Serikat (AS) memercayai bahwa selama ini Zawahiri menetap di Afghanistan.

"Kami pikir begitu, yang berarti bahwa Taliban menyembunyikan Zawahiri. Dan saya pikir itu poin yang sangat penting," katanya tegas, namun tidak merinci tuduhan tersebut.

Baca Juga: Berkat Sengketa Tanah, Rocky Gerung Kini Miliki 37 Rumah Gratis: tapi Saya Sudah Biasa Tidur di Hutan

Selama akhir pekan ini, Zawahiri dilaporkan terlihat dalam sebuah video yang dirilis pada peringatan 20 tahun serangan teror 9/11 yang terjadi di negeri Paman Sam.

Analis intelijen berspekulasi bahwa rekaman itu belum tentu terjadi hari-hari ini, atau mungkin dapat difilmkan kapan saja sejak Februari 2020 dan penandatanganan perjanjian AS-Taliban di Doha tentang penarikan pasukan AS dari Afghanistan.

Desas-desus bahwa pemimpin Al Qaeda berusia 70 tahun itu telah meninggal mulai beredar pada November tahun lalu. Namun, badan intelijen di AS tidak memberikan bukti kuat bahwa dia telah meninggal.

Baca Juga: Rocky Gerung Gembira Rumahnya Mau Digusur, dalam 2 Hari Banjir Tawaran 19 Rumah, 4 Apartemen dan 1 Vila Besar

Zawahiri menjabat sebagai orang nomor dua Al Qaeda selama beberapa dekade di bawah Osama bin Laden. Setelah dugaan likuidasi bin Laden dalam serangan US Navy SEAL di Pakistan, Zawahiri menjadi pemimpin kelompok itu.

Al Qaeda dan kegiatan internasionalnya dibayangi oleh kebangkitan ISIS pada pertengahan 2010-an dan pembentukan 'kekhalifahan' kelompok terakhir di seluruh wilayah luas Suriah dan Afghanistan.

Pada tahun 2014 dan 2017, koalisi pasukan yang tidak mungkin termasuk Suriah, Hizbullah Lebanon, Rusia, Iran, dan AS, Irak serta milisi Syiah sekutu Baghdad berjuang untuk melikuidasi 'kekhalifahan' ISIS.

Baca Juga: Dengar Anang Hermansyah akan Bangun 30 Villa, Aurel ke sang Ayah: Pipi Mau Satu Ya

Suriah, Iran, Hizbullah, militer Rusia dan negara-negara lain serta aktor-aktor yang memerangi ekstremisme jihadis telah berulang kali menuduh AS dan sekutunya bekerja sama atau mendukung kelompok-kelompok teroris, termasuk Al Qaeda dan cabang Suriahnya yang berganti nama, Tahrir al-Sham.

Awal tahun ini, Jim Jeffrey, mantan utusan Donald Trump untuk koalisi Barat melawan ISIS, secara terbuka mengakui bahwa AS menganggap Tahrir al-Sham sebagai "aset " untuk strategi Washington saat ini.

Di Afghanistan, pejabat dan utusan Taliban telah berulang kali berjanji untuk tidak mengizinkan Al Qaeda dan kelompok asing lainnya berlindung di daerah-daerah di bawah kendali mereka.

Baca Juga: Bukan Dikta, Enzy Storia Berulang Kali Terciduk Gandengan Tangan dengan Omar Daniel, Cinlok di New York?

Komitmen untuk tidak melindungi Al Qaeda adalah salah satu persyaratan kesepakatan damai AS-Taliban di Doha pada Februari 2020, yang akhirnya memuncak pada penarikan pasukan Barat dari Afghanistan secara kacau bulan lalu.

Terlepas dari komitmennya, Taliban terus mempertahankan bahwa AS belum memberikan bukti kuat bahwa Osama bin Laden berada di balik serangan 9/11, yang dijadikan dalih untuk invasi AS di Afghanistan.***

Editor: Ramadhan Dwi Waluya

Sumber: Sputnik News

Tags

Terkini

Terpopuler