Tindak Kekerasan Penjara Meningkat Akibat Perang Antar Geng, Ekuador Segera Bebaskan 2.000 Tahanan

2 Oktober 2021, 17:10 WIB
Ilustrasi penjara. /PIXABAY/TryJimmy/
PR DEPOK - Sebanyak 2.000 tahanan Ekuador akan dibebaskan, ketika negara Amerika Selatan itu berusaha mengurangi kepadatan populasi penjara.
 
Bolivar Garzon, direktur otoritas penjara SNAI, mengatakan bahwa pemerintah akan memprioritaskan tahanan lanjut usia dan wanita serta mereka yang cacat dan sakit parah untuk dibebaskan.
 
Sebelumnya, kerusuhan mematikan terjadi di pusat-pusat penahanan Ekuador pada pekan ini.
 
Baca Juga: Respons Aksi Emosional Mensos Tri Rismaharini, Gus Umar: Tujuannya Bagus Tapi Caranya Saja yang Kasar
 
Dilaporkan 118 narapidana tewas dan 79 lainnya terluka dalam kerusuhan pada Selasa lalu di Penitenciaria del Litoral di kota selatan Guayaquil.
 
Penjara Penitenciaria del Litoral Ekuador saat ini menampung sekitar 39.000 narapidana, kata Garzon.
 
Dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Al Jazeera pada Sabtu, 2 Oktober 2021, Garzon mengungkapkan kerusuhan dipicu oleh perebutan kontrol kelompok-kelompok kejahatan terorganisir.
 
Ekuador telah menyaksikan beberapa ledakan kekerasan di penjara-penjaranya dalam beberapa bulan terakhir.
 
Para pejabat mengatakan geng-geng yang bekerja dengan kelompok-kelompok kriminal transnasional berjuang untuk rute perdagangan narkoba.
 
Baca Juga: SInopsis Film All the Devil's Man, Aksi Milo Gibson Bertarung Melawan Teror
 
Tujuh puluh sembilan tahanan tewas pada Februari lalu ketika kerusuhan serentak pecah di tiga penjara, sementara pada Juli, 27 tahanan tewas di fasilitas tahanan Litoral. 
 
Menteri Dalam Negeri Alexandra Vela menuturkan bahwa pemerintahnya telah mengirim 3.600 polisi dan bala bantuan militer ke penjara di seluruh negeri untuk menjaga ketertiban.
 
Dia menambahkan bahwa unit forensik telah mengidentifikasi 41 korban dari serangan kekerasan Selasa, dan telah menyerahkan 21 jenazah korban kepada keluarga mereka.
 
Puluhan kerabat narapidana berkumpul di luar kamar mayat Guayaquil mencari informasi tentang orang yang mereka cintai. Pihak berwenang mengatakan setidaknya enam korban dipenggal.
 
Baca Juga: Ternyata Hal Ini yang Menjadi Saksi Bisu Detik-detik Teuku Ryan ‘Nembak’ Ria Ricis
 
Henry Coral, seorang pejabat polisi, meminta anggota keluarga untuk membantu mempercepat identifikasi mayat dengan memberitahu pihak berwenang tentang tato, bekas luka, atau ciri khas lainnya dari tahanan yang diyakini telah dibunuh.
 
Pasalnya, menurut informasi, beberapa mayat telah dimutilasi atau dibakar yang membuat identifikasi lebih sulit.
 
Eduardo Montes, 60, sedang menunggu kabar tentang saudara laki-lakinya yang berusia 25 tahun, Vicente Montes, yang akan dibebaskan dalam satu bulan.
 
"Mereka mengirimi kami foto di mana Anda dapat melihat kepala salah satu korban, dan kami yakin itu adalah saudara laki-laki saya, tetapi kami tidak tahu apakah dia benar-benar mati atau masih hidup," kata Montes.
 
"Saya memiliki harapan bahwa dia masih hidup dan mereka membebaskannya," lanjutnya.
 
Sementara itu, Presiden Ekuador Guillermo Lasso telah mengumumkan keadaan darurat dalam sistem penjara, yang memberi kekuasaan kepada pemerintah termasuk mengerahkan polisi dan tentara di dalam pusat-pusat penahanan.
 
Baca Juga: Soroti Mensos Risma yang Marah-marah pada Petugas PKH, Gus Umar: Tujuannya Bagus, tapi Caranya saja yang Kasar
 
Puluhan kendaraan polisi dan militer, serta ambulans, memasuki kompleks penjara Litoral pada Kamis, sementara helikopter terbang di atas daerah itu.
 
“Sangat disesalkan bahwa penjara diubah menjadi wilayah perebutan kekuasaan oleh geng-geng kriminal,” kata Lasso.
 
Lasso mengatakan bahwa titik perawatan telah didirikan untuk kerabat narapidana, di mana mereka dapat menerima makanan dan dukungan psikologis.
 
Dia menambahkan bahwa program untuk mengatasi keadaan penjara akan dipercepat, dimulai dengan investasi dalam infrastruktur dan teknologi di penjara Litoral.***
Editor: Adithya Nurcahyo

Sumber: Al Jazeera

Tags

Terkini

Terpopuler