Akibat Pemadaman Massal Facebook, Rp99,7 Triliun Hilang dari Kantong Mark Zuckerberg

5 Oktober 2021, 15:30 WIB
Mark Zukenberg. /Facebook Mark Zukenberg
PR DEPOK - Kekayaan pribadi Mark Zuckerberg telah turun hampir Rp99,7 triliun dalam beberapa jam, menjatuhkannya dari daftar orang terkaya di dunia.
 
Saham raksasa media sosial itu anjlok sekitar 5 persen pada Senin kemarin, menambahkan jumlah penurunan sekitar 15 persen sejak pertengahan September.
 
Penurunan saham perusahaannya itu membuat nilai Zuckerberg turun menjadi Rp1,72 kuadriliun, menjatuhkannya di bawah Bill Gates ke peringkat lima di Bloomberg Billionaires Index.
 
Baca Juga: Sinopsis Amanah Wali 5 Hari Ini 5 Oktober 2021: Apoy Terus Cari Cara Selamatkan Rohmat dari Markas Lee
 
Mark kehilangan kekayaan sekitar Rp270 triliun sejak 13 September lalu, ketika sahamnya bernilai hampir Rp1,99 kuadriliun, menurut indeks tersebut sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Business Standard pada Selasa, 5 Oktober 2021.
 
Saham perusahaan itu juga kembali mengalami penurunan akibat insiden baru-baru ini, dimana Facebook, Instagram dan WhatsApp mengalami pemadaman massal.
 
Diperkirakan menurut para ahli dari pemantauan Internet dan organisasi keamanan siber NetBlocks, kerugian yang dirasakan Mark mencapai Rp2,28 triliun.
 
"Dengan Facebook, WhatsApp, Instagram dan Messenger turun selama lebih dari satu jam dan terus bertambah, Cost of Shutdown Tool (COST) menghitung perkiraan kasar Rp2,28 triliun kerugian ekonomi global," twit NetBlocks di Twitter.
 
Baca Juga: Benarkah FB, IG, dan WA Down karena Disadap? Ini Klarifikasi Resmi Facebook
 
Organisasi tersebut melaporkan bahwa jejaring sosial dan messenger saat ini mengalami pemadaman di banyak negara, insiden yang tidak terkait dengan gangguan atau penyaringan internet tingkat negara.
 
Pemadaman global selama hampir tujuh jam tersebut sudah diperbaiki dengan pihak Facebook meminta pengguna layanannya kembali online.
 
"Kami telah bekerja keras untuk memulihkan akses ke aplikasi dan layanan kami. Dengan senang hati melaporkan bahwa mereka akan kembali online," terang Facebook.
 
Sebelumnya pada 13 bulan lalu, Wall Street Journal (WSJ) mulai menerbitkan serangkaian investigasi berdasarkan rekam jejak dokumen internal yang mengungkapkan bahwa Facebook mengetahui berbagai permasalahan di produknya.
 
Seperti bahaya Instagram terhadap kesehatan mental gadis remaja dan informasi yang salah tentang kerusuhan 6 Januari di Capitol.
 
Baca Juga: Di Tengah Pemadaman Massal, 1,5 Data Pribadi Pengguna Facebook Dijual di Forum Peretas
 
Pasalnyam laporan investigasi WSJ tersebut telah menarik perhatian pejabat pemerintah AS.
 
Sebagai tanggapan, Facebook telah menekankan bahwa masalah yang dihadapi produknya, termasuk polarisasi politik, sangat kompleks dan tidak disebabkan oleh teknologi saja.
 
“Saya pikir itu memberi orang kenyamanan untuk berasumsi bahwa harus ada penjelasan teknologi atau teknis untuk masalah polarisasi politik di Amerika Serikat,” Nick Clegg, wakil presiden urusan global Facebook.***
 

Editor: Adithya Nurcahyo

Sumber: Business Standard

Tags

Terkini

Terpopuler