Di Tengah Pemadaman Massal, 1,5 Data Pribadi Pengguna Facebook Dijual di Forum Peretas

- 5 Oktober 2021, 14:50 WIB
Ilustrasi data pribadi.
Ilustrasi data pribadi. /PEXELS/Sora Shimazaki
 
PR DEPOK - Data pribadi dari 1,5 miliar pengguna Facebook dilaporkan telah dijual di forum peretasan populer di tengah pemadaman massal layanan media sosial tersebut.
 
Sebuah pengumuman diunggah pada akhir September di forum peretasan mengklaim memiliki nama, email, nomor telepon, lokasi, jenis kelamin, dan ID pengguna dari 1,5 miliar pengguna Facebook.
 
Satu calon pembeli diduga telah dikutip Rp71 juta per 1 juta akun Facebook. Total seluruh rangkaian data pengguna Facebook seharga Rp106 miliar.
 
 
Dalam unggahan berikutnya, penjual tersebut mengungkapkan mewakili sebuah perusahaan besar yang bekerja untuk mengorek data Facebook.
 
Penjual itu menambahkan bahwa perusahaannya telah beroperasi setidaknya selama empat tahun dan memiliki lebih dari 18.000 klien.
 
"Kami sekarang adalah perusahaan yang sah," klaim penjual data pengguna Facebook di forum peretas, sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Sputnik pada Selasa, 5 Oktober 2021.
 
Diketahui, Web Scraping adalah proses yang menggunakan bot untuk mengekstrak konten dan data yang tersedia kepada umum dari sebuah situs. Jika penjual dapat dipercaya, itu berarti tidak ada akun yang disusupi.
 
Namun, penjual yang memanfaatkan forum peretasan untuk mendapatkan klien tidak banyak mengurangi kekhawatiran bahwa 1,5 miliar pengguna Facebook dan  yang diduga memiliki data perusahaan, tidak akan menderita sebagai akibatnya.
 
 
Berita tentang 1,5 miliar data pribadi pengguna Facebook untuk dijual datang ketika waktu yang sangat meresahkan.
 
Telah dikonfirmasi bahwa Facebook dan Instagram telah ditarik dari sistem perutean global Domain Name System (DNS).
 
Sementara pada saat yang sama, nama domain Facebook, Instagram, dan WhatsApp telah terdaftar untuk dijual.
 
Ini semua terungkap setelah "laporan 60 Menit" yang mengejutkan di mana pelapor, Frances Haugen, mengklaim Facebook mengetahui bahwa platform itu menyebarkan kebencian, kekerasan, dan informasi yang salah.
 
Haugen juga melaporkan bahwa Facebook memprioritaskan konten seperti itu karena menghasilkan lebih banyak keterkaitan dan dengan demikian keuntungan semakin bertambah bagi perusahaan.
 
Kegagalan teknis di Facebook bahkan telah mencegah karyawannya mendapatkan akses ke gedung perusahaan karena lencana akses mereka telah berhenti berfungsi. 
 
 
Di lain sisi, tim keamanan Facebook mengungkapkan tidak mungkin serangan siber terjadi, karena menurutnya satu peretasan tidak mungkin memengaruhi begitu banyak aplikasi sekaligus.
 
Dampak dari semua skandal dan kegagalan ini tidak secara langsung merugikan investor. Namun saham Facebook telah turun 5,2 persen pada hari ini.
 
Di mana merugikan CEO Mark Zuckerberg sekitar Rp94 triliun pada kekayaan bersih milik pribadi yang berakibat menjatuhkannya ke orang terkaya nomor 5 menurut Forbes.***

Editor: Adithya Nurcahyo

Sumber: Sputnik


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah