Lampaui 600.000 Kematian Akibat Covid-19, Presiden Brasil Merasa Bosan dan Jenuh

12 Oktober 2021, 09:15 WIB
Presiden Brasil Jair Bolsonaro /Instagram @jairmessiasbolsonaro/

PR DEPOK - Presiden Brasil Jair Bolsonaro mengaku "bosan" dengan pertanyaan seputar jumlah kematian akibat virus corona di negaranya.

Pernyataan itu datang hanya beberapa hari setelah Brasil menjadi negara kedua di dunia yang melampaui 600.000 kematian.

Bolsonaro yang disebut sebagai sosok skeptis terhadap Covid-19 karena meremehkan keparahan virus tersebut dikelilingi oleh para pendukung di pantai di Guaruja, di negara bagian Sao Paulo, pada Senin kemarin ditanya mengenai jumlah korban tewas.

Baca Juga: Napak Tilas Presiden Soekarno, Sandiaga Uno Cetus Ide Penciptaan Lapangan Kerja Lewat Wisata Storynomics

“Di negara mana orang tidak mati? Katakan padaku!"

"Dengarkan, aku datang ke sini bukan untuk bosan dan jenuh," ujar Presiden Brasil dari partai sayap kanan itu, sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Al Jazeera pada Selasa, 12 Oktober 2021.

Brasil telah melampaui 600.000 kematian akibat virus corona pada Jumat lalu, Kementerian Kesehatan negara itu mengumumkan, memicu lebih banyak kemarahan publik terhadap penanganan pandemi oleh Bolsonaro.

Selama berbulan-bulan, presiden telah menolak seruan untuk memberlakukan pembatasan seperti penguncian untuk membendung penyebaran Covid-19.

Baca Juga: Tanggapi Ramainya Tagar 'PercumaLaporPolisi', Polri: Keluhan-keluhan Apapun akan Direspons

Sedangkan para pejabat kesehatan masyarakat mengecam pemerintahnya karena gagal dengan cepat mengamankan vaksin Covid-19.

Ribuan orang turun ke jalan untuk menuntut pemakzulan Bolsonaro atas pandemi serta tuduhan korupsi, tetapi dia tetap menentang dan terus menolak langkah-langkah kesehatan masyarakat.

Sebelumnya pada Minggu kemarin, Bolsonaro mengklaim bahwa protokol Covid-19 pada pertandingan sepak bola telah mencegahnya menghadiri pertandingan sepak bola kejuaraan Brasil di Kota Santos.

“Kenapa harus ada paspor vaksin? Saya ingin menonton Santos sekarang dan mereka mengatakan saya perlu divaksinasi. Kenapa harus begitu?” ujar Bolsonaro kesal.

Baca Juga: Festival 'Hallyu' Tampilkan Idola K-Pop, Digelar secara Daring di Indonesia Pada 8 Hingga 14 November 2021

Pihak berwenang pekan ini mengizinkan klub untuk mengisi 30 persen kursi yang tersedia di pertandingan kejuaraan Brasil.

Tetapi protokol yang disetujui oleh konfederasi sepak bola Brasil mengatakan semua orang di dalam stadion harus sudah divaksin.

Sementara itu, Komite Senat Brasil yang pada April meluncurkan penyelidikan terhadap kebijakan pandemi Bolsonaro diperkirakan akan merilis laporan akhir dalam beberapa minggu mendatang.

Laporan itu akan dapat menambah lebih banyak tekanan pada presiden menjelang pemilihan yang dijadwalkan tahun depan.

Baca Juga: Bantai Makedonia Utara 0-4, Jerman Pastikan Lolos ke Piala Dunia

Di lain sisi, mantan presiden sayap kiri Brasil Luiz Inacio Lula da Silva belum secara resmi mengumumkan dia akan mencalonkan diri, jajak pendapat menunjukkan Lula akan dengan mudah mengalahkan Bolsonaro.

Jumat kemarin, organisasi nirlaba Brasil Rio de Paz menggantung 600 syal putih di pantai Copacabana yang terkenal di Rio de Janeiro untuk menghormati semua orang yang meninggal selama pandemi.

“Presiden tidak menganjurkan standar sanitasi, menentang penggunaan masker, mengutuk jarak sosial, menentang vaksinasi massal karena itu kami memiliki angka yang pahit ini” 

“Ini adalah ribuan keluarga yang berduka,” kata presiden kelompok itu, Antonio Costa mengacu pada syal yang menghiasi pantai.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Sumber: Al Jazeera

Tags

Terkini

Terpopuler