Ledakan Terjadi di Rumah Sakit Militer di Afghanistan, 25 Orang Tewas Termasuk Komandan Senior Taliban

3 November 2021, 13:50 WIB
Korban luka yang jatuh usai sekelompok orang bersenjata menyerang rumah sakit militer terbesar di Afghanistan. /Reuters

PR DEPOK - 25 orang dilaporkan tewas dan lebih dari 50 lainnya luka-luka ketika sekelompok orang bersenjata menyerang rumah sakit militer terbesar di Afghanistan.

Menurut laporan, dua ledakan hebat terjadi di Kabul menghantam pintu rumah sakit Sardar Mohammad Daud Khan dan diikuti dengan serangan oleh sekelompok pria bersenjata, yang semuanya tewas dalam waktu 15 menit.

Juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid mengungkapkan bahwa pasukan khususnya telah dikerahkan dengan helikopter untuk mencegah para penyerang memasuki rumah sakit.

Baca Juga: Zaskia Gotik Tanggapai Isu Keretakan Rumah Tangganya dengan Sirajudin Mahmud hingga Singgung Masa Pacaran

Sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Reuters pada Rabu, 3 November 2021, dengan semuanya tewas di depan pintu masuk serta di halaman rumah sakit tersebut.

Sebelumnya juru bicara Taliban lainnya mengatakan salah satu penyerang telah ditangkap.

Ledakan itu menambah daftar serangan dan pembunuhan yang terus bertambah sejak Taliban menyelesaikan kemenangan mereka atas pemerintah yang didukung Barat pada Agustus lalu.

Baca Juga: Jokowi Resmi Ajukan Jenderal Andika Perkasa Jadi Calon Panglima TNI, Puan Maharani: DPR Telah Terima Surpres

Peristiwa itu juga merusak klaim Taliban untuk memulihkan keamanan di Afghanistan setelah beberapa dekade dalam dekapan perang.

Sementara itu, tidak ada klaim tanggung jawab segera tetapi operasi itu khas dari serangan kompleks yang dilakukan oleh ISIS.

Ledakan ini juga mengikuti serangkaian pemboman oleh kelompok yang telah muncul sebagai ancaman terbesar bagi kendali Taliban di Afghanistan.

Seorang pejabat keamanan Taliban, yang berbicara dengan syarat anonim, mengatakan sedikitnya 25 orang telah tewas dan lebih dari 50 terluka dalam serangan itu.

Baca Juga: Wakili Jokowi Bertemu Bill Gates, Erick Thohir Fokus Bahas Hal Ini

Di antara yang tewas adalah Mawlawi Hamdullah Mukhlis, kepala korps militer Kabul dan salah satu komandan senior Taliban pertama yang memasuki istana presiden yang ditinggalkan ketika kota itu jatuh.

Foto-foto yang dibagikan oleh penduduk menunjukkan kepulan asap di atas area ledakan di dekat bekas zona diplomatik di daerah Wazir Akbar Khan di kota tersebut.

Saksi mata mengatakan sedikitnya dua helikopter terbang di atas daerah itu saat serangan berlangsung.

Seorang petugas kesehatan di rumah sakit, yang berhasil melarikan diri, mengatakan dirinya mendengar ledakan besar diikuti oleh tembakan dan ledakan kedua yang lebih besar sekitar 10 menit kemudian.

Baca Juga: Petugas Kebersihan Stadion Pakansari Ini Punya Target Sabet Medali Emas di Peparnas XVI Papua 2021

ISIS yang telah melakukan serangkaian serangan terhadap masjid dan target lainnya sejak perebutan Kabul oleh Taliban pada Agustus, melancarkan serangan kompleks di rumah sakit pada 2017, menewaskan lebih dari 30 orang.

Serangan kelompok itu telah menyebabkan meningkatnya kekhawatiran di luar Afghanistan tentang potensi menjadi surga bagi kelompok-kelompok militan seperti ketika kelompok al Qaeda menyerang Amerika Serikat pada tahun 2001.

"Ini hanya tentang kekhawatiran terbesar saat ini untuk semua orang di kawasan dan di Barat," ujar seorang diplomat senior Barat.

Baca Juga: Cek Fakta: Benarkah Puan Maharani Sarankan untuk Tanam Microchip di Tangan? Simak Faktanya

Lebih jauh, misi PBB di Afghanistan (UNAMA), bersama dengan negara-negara termasuk Pakistan, mengutuk serangan itu.

"Serangan yang menargetkan personel medis dan warga sipil yang mencari perawatan adalah pelanggaran hak asasi manusia dan hukum humaniter internasional"

"Mereka yang bertanggung jawab harus dimintai pertanggungjawaban," kata UNAMA dalam sebuah cuitan di Twitter.

Kekhawatiran telah diperburuk oleh krisis ekonomi yang mengancam jutaan orang dengan kemiskinan saat musim dingin mendekat dan membuat ribuan mantan pejuang tidak memiliki pekerjaan.

Baca Juga: Survei Evaluasi 3 Kartu Prakerja Sudah Dibuka, Berikut Persyaratan untuk Mengikutinya

Penarikan tiba-tiba dukungan internasional menyusul kemenangan Taliban telah membawa ekonomi Afghanistan yang rapuh ke ambang kehancuran.

Sama halnya dengan kekeringan parah yang mengancam jutaan rakyat Afghanistan dengan kelaparan.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Sumber: Reuters

Tags

Terkini

Terpopuler