PR DEPOK – China memperkuat kekuatan nuklirnya jauh lebih cepat daripada yang diperkirakan para pejabat Amerika Serikat (AS).
Pentagon dalam laporannya bahwa AS kini menyoroti kekuatan miiter China yang luas dan cepat dan memungkinkan Beijing meyamai atau melampaui kekuatan global Amerika di pertengahan abad ini.
Dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari The Guardian, jumlah hulu ledak nuklir Tiongkok dapat meningkat menjadi 700 dalam waktu enam tahun dan mungkin mencapai 1.000 pada tahun 2030.
Laporan tentang Nuklir Tiongkok yang dirilis pada hari Rabu tidak mengatakan berapa banyak senjata yang dimiliki Tiongkok hari ini.
Namun setahun yang lalu Pentagon mengatakan jumlahnya ada di angka "200 buah" dan kemungkinan akan berlipat ganda pada akhir dekade ini.
Jumlahnya masih akan jauh lebih kecil dari persediaan nuklir Amerika saat ini yang dikabarkan berjumlah sekitar 3.750 senjata nuklir.
Menanggapi hal itu, para pejabat pertahanan AS mengatakan bahwa mereka semakin waspada terhadap niat Tiongkok sehubungan dengan perseteruan dengan Taiwan.
“Kemampuan dan konsep PLA yang berkembang terus menguatkan kemampuan (Tiongkok) untuk 'bertarung dan memenangkan perang' melawan 'musuh yang kuat', yang menjadi eufemisme untuk Amerika Serikat,” kata laporan itu,
Laporan itu menambahkan Tiongkok akan lebih mampu memaksa Taiwan, untuk bergabung dengan mereka seperti halnya Hongkong beberapa waktu lalu.
Selain itu, janji-janji Pentagon yang sering kali untuk lebih fokus dalam melawan Tiongkok malah seringkali melenceng ke hal-hal selain dengan itu.
Modernisasi militer China memang sangat merata, terlebih kemajuan nuklirnya yang kian menonjol dari tahun ke tahun.
Baca Juga: Tema dan Logo Hari Pahlawan 2021 serta Makna dan Filosofinya
China mungkin telah meresmikan apa yang dikenal sebagai triad nuklir yaitu kombinasi rudal darat, laut, dan udara yang dimiliki AS dan Rusia selama beberapa dekade.
Untuk kekuatan nuklir berbasis darat dan laut yang ada, Tiongkok menambahkan rudal balistik yang bisa diluncurkan dari udara.
Laporan Pentagon tersebut kabarnya didasarkan pada informasi yang dikumpulkan hingga Desember 2020 silam.
Hal itu menambah kekhawatiran Jenderal Mark Milley pada bulan lalu tentang tes senjata hipersonik China yang disebut sebagai kejutan yang merepotkan.
Baca Juga: Spoiler Ikatan Cinta 4 November 2021: Bertemu Orang Tua Jesica, Papa Surya Beri Reaksi Mengejutkan
“Kami menyaksikan salah satu pergeseran terbesar dalam kekuatan global dan geostrategis yang telah disaksikan dunia,” katanya.***