Israel Soal Rencana AS Buka Kembali Konsulat Palestina di Yerusalem

7 November 2021, 16:04 WIB
Israel menentang rencana AS membuka konsulat untuk Palestina di Yerusalem, bahwa itu seharusnya di tepi barat. /Pixabay/drorlahat

PR DEPOK - Israel menyatakan penentangannya secara terbuka pada hari Sabtu terhadap rencana pemerintahan Presiden Joe Biden untuk membuka kembali konsulat AS untuk Palestina di Yerusalem.

Dikutip dari Reuters pada 7 November 2021, Israel bersikeras menilai AS seharusnya membuka kembali konsulat untuk Palestina dengan ditempatkan di Tepi Barat yang diduduki oleh Palestina.

Di bawah pemerintahan Presiden Donald Trump, Washington membuat warga Israel senang dan membuat marah warga Palestina dengan menutup konsulat Yerusalem.

Mereka memindahkan para staf konsulat ke Yerusalem dari Tel Aviv pada 2018 sekaligus mengakui Yerusalem sebagai Ibukota Israel.

 Baca Juga: Cara Sambungkan e-Wallet ke Kartu Prakerja untuk Cairkan Dana Insentif, Berikut Putuskan Rekening

Palestina menginginkan Yerusalem Timur sebagai ibu kota negara masa depan mereka dan melihat inisiatif AS untuk memindahkan kedutaannya merusak aspirasi itu.

Israel yang merebut Yerusalem Timur pada tahun 1967, mengklaim Yerusalem sebagai ibu kota yang memang sejak dulu dimiliki oleh orang Yahudi.

AS kalo ini nampak berusaha untuk memperbaiki hubungan dengan Palestina, pemerintahan Biden mengatakan akan membuka kembali konsulat, meskipun belum memberikan tanggal pastinya.

"Posisi saya adalah sama dan tetap tentang hal ini, bahwa tidak ada tempat bagi konsulat AS yang melayani Palestina di Yerusalem. Kami menyuarakan pendapat kami secara konsisten, tenang dan tanpa drama," kata Perdana Menteri Naftali Bennett kepada wartawan. .

 Baca Juga: China Akan Sanksi Orang-orang yang Mendukung Taiwan Merdeka

Menteri Luar Negeri Yair Lapid yang mendampingi Bennett, mengusulkan pembukaan kembali konsulat di kursi de-facto pusat pemerintah Palestina di Ramallah, di Tepi Barat yang diduduki oleh mereka.

"Jika mereka (Amerika Serikat) ingin membuka konsulat di Ramallah, kami tidak masalah dengan itu," katanya.

Di Ramallah, juru bicara Presiden Palestina Mahmoud Abbas menolak saran dan komentar Lapid.

"Kami hanya akan menerima konsulat AS di Yerusalem yang merupakan ibu kota negara Palestina. Itulah yang telah diumumkan dan telah dilakukan oleh pemerintah AS," kata Nabil Abu Rudeineh kepada Reuters.

 Baca Juga: Ramalan Zodiak Capricorn, Aquarius, Pisces Senin, 8 November 2021: Cek Peruntungan Harianmu

Juru bicara Kedutaan Besar AS masih belum berkomentar tentang rencana AS lebih lanjut dan tentang pertentangan dua negara itu.

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan bulan lalu Washington akan "memulai langkah maju dengan proses pembukaan konsulat sebagai bagian dari memperdalam hubungan itu dengan Palestina".

Meskipun salah satu staf senior di kementerian luar negeri AS juga mengatakan penolakan Israel terhadap rencana tersebut merupakan sebuah hambatan.

"Pemahaman saya, kami memerlukan persetujuan dari pemerintah tuan rumah untuk membuka fasilitas diplomatik apa pun," kata Wakil Menteri Luar Negeri bidang Manajemen dan Sumber Daya, Brian McKeon dalam sidang Senat AS ketika ditanyai tentang kebuntuan yang terjadi.***

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: Reuters

Tags

Terkini

Terpopuler