Amerika Serikat, Inggris dan Korea Selatan Masuk Peringkat Negara Pencemar Plastik Terbesar di Dunia

2 Desember 2021, 12:45 WIB
Ilustrasi foto bendera Amerika Serikat. /Pixabay/Capri23auto

PR DEPOK - Amerika Serikat (AS) sejauh ini merupakan penyumbang sampah plastik global terbesar di dunia.

Menurut sebuah laporan baru kepada pemerintah federal pada Rabu 1 Desember yang menyerukan strategi nasional untuk mengatasi krisis yang berkembang.

Secara keseluruhan, AS telah menyumbang sekitar 42 juta ton sampah plastik pada 2016.

Baca Juga: KSAD Dudung Akui Darahnya Mendidih jika Habib Rizieq Hina Jokowi, Ferdinand: Saya Juga Jenderal

Hal tersebut lebih dari dua kali lipat China dan lebih dari gabungan negara-negara Uni Eropa, menurut analisis tersebut.

Dikutip PikiranRakyat-Depok.com dari Channel News Asia, bahwa rata-rata setiap orang Amerika menghasilkan 130kg sampah plastik per tahun.

Selanjutnya adalah Inggris di urutan berikutnya dengan 99kg sampah per orang dalam satu tahun.

Baca Juga: Ungkap Rasa Kehilangan Ditinggal Ameer Azzikra, Nadzira Shafa Sampaikan Pesan Haru

Berikutnya diikuti oleh Korea Selatan dengan 88kg per tahun.

Menurut sebuah laporan berjudul "Reckoning with the US Role in Global Ocean Plastic Waste" diamanatkan oleh Kongres sebagai bagian dari Save Our Seas 2.0 Act,

Hal tersebut juga menjadi undang-undang pada Desember 2020.

Baca Juga: Temani Aurel Hermansyah Jenguk Anak Kedua Raffi Ahmad dan Nagita Slavina, Atta Halilintar: Aku Takut

Margaret Spring, Chief science Officer dari Monterey Bay Aquarium, mengatakan bahwa
keberhasilan penemuan plastik yang ajaib di abad ke-20 juga telah menghasilkan banjir sampah plastik skala global.

Margaret Spring adalah ketua dari komite ahli yang menyusun laporan tersebut.

Margaret juga mengatakan bahwa sampah plastik global adalah 'krisis lingkungan dan sosial' yang berdampak pada komunitas pedalaman dan pesisir, sungai yang tercemar, danau dan pantai.

Baca Juga: Dude Harlino Berulang Tahun, Alyssa Soebandono Sampaikan Pesan Haru kepada sang Suami

Hal itu menyebabkan beban ekonomi pada masyarakat, satwa liar yang terancam punah dan perairan yang terkontaminasi yang bergantung pada manusia untuk rantai makanan.

Menurut laporan tersebut, bahwa poduksi plastik global meningkat dari 20 juta ton pada 1966 menjadi 381 juta ton pada 2015, meningkat 20 kali lipat selama setengah abad.***

Editor: Imas Solihah

Sumber: Channel News Asia

Tags

Terkini

Terpopuler