Terbaru, Pasukan Keamanan Kazakhstan Menahan 7.939 Orang akibat Tragedi Kerusuhan

10 Januari 2022, 15:44 WIB
Pasukan keamanan berjaga di alun-alun setelah terjadi kerusuhan di kota Almaty, Kazakhstan 6 Januari 2022. //Reuters/Mariya Gordeyeva/

PR DEPOK - Menurut laporan, pasukan keamanan Kazakhstan tercatat telah menahan 7.939 orang sampai saat ini terkait kerusuhan yang terjadi pada pekan lalu.

Jumlah terbaru orang yang ditahan oleh pasukan keamanan setempat itu telah dikonfirmasi langsung oleh Kementerian Dalam Negeri Kazakhstan pada Senin, 10 Januari 2022 sebagaimana dikutip PikiranRakyat-Depok.com dari Reuters.

Aksi kerusuhan tersebut awalnya muncul setelah aksi demonstrasi yang memfokuskan kepada isu kenaikan harga bahan bakar di Kazakhstan.

Baca Juga: Varian Omicron Terdeteksi di Hotel Isolasi Menteng dan Cempaka Putih, Kepala Puskesmas: Dirujuk ke Wisma Atlet

Kemudian berkembang menjadi gerakan luas yang melawan pemerintah Tokayev dan mantan Presiden Nursultan Nazarbayev.

Sebelumnya, gedung-gedung pemerintah bahkan sempat dikuasai atau dibakar di beberapa kota pada pekan lalu karena protes damai yang gagal sehingga berubah menjadi kekerasan.

Dalam hal ini pihak berwenang menganggap kekerasan itu sebagai ekstremis dan teroris yang beberapa di antaranya merupakan orang asing.

Baca Juga: PDIP Sebut Kemajuan DKI Jakarta Era Anies Jauh di Bawah Ahok, Mardani Ali Sera: Kan Kalah di Pilkada Kemarin

Selain itu, ada pun Karim Masimov selaku mantan kepala Komite Kemanan Nasional yang kemudian ditahan atas tuduhan makar.

Penahanan Karim Masimov itu sendiri terjadi beberapa hari setelah Presiden Kassym-Jomart Tokayev memecatnya.

Tokayev juga sebelumnya telah memecat beberapa anggota kabinet pemerintahan dan mengeluarkan perintah tembak-menembak untuk mengakhiri kerusuhan yang terjadi.

Baca Juga: Adik Ayu Ting Ting akan Pindah Setelah Menikah, Ayah Rozak: Kita Sering Bolak-balik Nanti

Bahkan akibat kejadian ini, Presiden Kassym-Jomart Tokayev mengumumkan keadaan darurat bagi negaranya dan meminta aliansi militer yang dipimpin Rusia bernama CSTO untuk mengirimkan pasukannya.

Collective Security Treaty Organization (CSTO) yang diundang secara resmi oleh Presiden Tokayev bertujuan untuk memulihkan ketertiban yang ada.

Tak hanya itu, CSTO yang dipimpin langsung oleh negara adidaya sebesar Rusia tersebut turut serta menjaga fasilitas strategis di Kazakhstan.

Dapat diinformasikan oleh salah satu media milik Rusia dan pemerintah Kazakhstan, di mana terdapat sedikitnya 164 orang tewas dalam bentrokan yang terjadi.

Baca Juga: Fuji Bikin Pangling Unggah Foto Pakai Hijab, Thariq Halilintar: Permisi Butuh Imam?

Namun, dari otoritas kesehatan dan kepolisian tidak mengkonfirmasi jumlah tersebut dan unggahannya di media sosial kemudian ditiadakan.

Ada pun pernyataan dari seorang Menteri Luar Negeri Kazakhstan yakni Yerlan Karin mengatakan bahwa dirinya berpikir ada semacam konspirasi di dalamnya.

"Saya pikir ada semacam konspirasi yang melibatkan kekuatan penghancur domestik dan asing tertentu," ujarnya pada Senin, 10 Januari 2022 waktu setempat.

Hal itu diungkapkannya kepada televisi milik pemerintah tanpa menyebutkan siapa nama tersangka atas kejadian tersebut.***

Editor: Nur Annisa

Sumber: Reuters

Tags

Terkini

Terpopuler