Bentuk Fosil Tengkorak Homo Erectus Paling Awal Berhasil Ditemukan oleh Peneliti Australia

3 April 2020, 10:29 WIB
Fosil tengkorak itu menunjukkan nenek moyang pertama manusia ada sejak 200 ribu tahun lebih awal dari yang diperkirakan sebelumnya /The Guardian

PIKIRAN RAKYAT - Tengkorak Homo erectus yang paling awal berhasil ditemukan dan digali oleh tim peneliti yang dipimpin oleh peneliti Australia.

Fosil yang yang berusia dua juta tahun yang lalu, menunjukkan bahwa nenek moyang pertama manusia ada sejak 200 ribu tahun lebih awal dari perkiraan sebelumnya.

Peneliti utama Profesor Andy Herries mengatakan bahwa tengkorak itu disatukan dari lebih 150 fragmen yang digali di Tambang Utama Drimolen, yang terletak sekitar 40 km utara Johannesburg di Afrika Selatan.

Baca Juga: Usai Aksi Protes di Filipina, Duterte Ancam Tembak Mati yang Melanggar Lockdown

Kemungkinan fosil itu berumur sekitar dua hingga tiga tahun ketika meninggal.

Dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari The Guardian Jumat, 3 April 2020 disebutkan bahwa Profesor Herries seorang ahli geokronologi dan kepala arkeologi di Universitas La Trobe Melbourne, mengatakan bahwa itu adalah hal yang langka yang pernah ditemukan.

Kesulitan yang timnya alami ketika mengumpulkan dan menyatukan fragmen otak menjadi utuh, mengingat tengkorak remaja yang masih tipis dan rapuh.

Baca Juga: Waspada Penggunaan Lensa Kontak saat Virus Corona, Pakar Sarankan Ganti Pakai Kaca Mata

"Pada usia ini, tengkorak mereka rentan terhadap kerusakan. Namun, ini sangat menggembirakan kami, karena kami sangat tertarik pada evolusi manusia yang merupakan sejarah manusia itu sendiri. Penemuan ini juga membuka kronologi pertama mahluk yang itu hidup di planet ini," katanya.

"Fosil yang meninggal pada umur dua atau tiga tahun ini adalah bagian dari asal usul semua orang yang hidup hari ini," ujarnya.

Dia juga mengatakan bahwa begitu ada banyak ketidakpastian pendapat di biang arkeologi dan evolusi manusia, namun penemuan salah satu Homo erectus ini terbilang penting dan semua orang sepakat bahwa ini adalah awal dari asal usul manusia, garis awal genus manusia.

Baca Juga: Berikut Rute Terbaru TransJakarta Pasca DKI Jakarta Perpanjang Masa Darurat Virus Corona

Herries mengatakan penggalian fosil itu dilakukan oleh salah satu mahasiswa Phd-nya, yaitu Richard Curtis, yang berhasil menemukan fragmen pada 2015 pada penggalian pertamanya.

Curtis mengira pada awalnya menemukan tengkorak babon.

"Saya menggali sedikit lebih jauh ke atas bukit dan Anda tahu ketika seseorang menemukan sesuatu, akan ada teriakan besar dari bukit, lalu orang-orang akan mendatangi Anda dengan mata lebar, dan beberapa rekan saya mulai menari," ungkap Profesor Andy Herries.

Baca Juga: Shofar Music Konfirmasi Woo Jin Yoon Hengkang Dari Bolbbalgan4

"Kami pikir itu hanya kumpulan tengkorak babon, tetapi setelah kami membersihkan pecahannya dan kolega saya di Universitas Johannesburg mulai bekerja untuk menyatukannya kembali, jelas tengkorak itu terlalu besar dan bundar untuk kepala seekor babon," tuturnya.

Tim penelitian itu membutuhkan waktu lima tahun untuk merekonstruksi, meneliti, dan mengidentifikasi tengkorak itu.

"Mungkin aneh kalau kami tidak bisa memastikan itu adalah tengkorak babon, karena kesulitannya harus menyatukan banyak fragmen yang terpisah," jelasnya.

Baca Juga: Apresiasi Pahlawan Tenaga Kesehatan, Gojek Berikan Voucher Perjalanan

Potongan tengkorak sebenarnya telah ditemukan oleh para arkeolog pada tahun 2007, tetapi karena potongan itu ditemukan sendiri dan sangat tipis, para peneliti tidak menyadari bahwa mereka telah menemukan tengkorak hominin.

Fragmen itu kemudian ditempatkan di sebuah lemari besi selama sekitar satu dekade, sampai tim Herries menyadari itu adalah sepotong tengkorak Homo erectus, yang mereka beri nama DMH 134.***

Editor: Billy Mulya Putra

Sumber: The Guardian

Tags

Terkini

Terpopuler