Peneliti: Virus Corona Dapat Menyerang T-Cells, Merusak Sistem Kekebalan Tubuh Seperti HIV

16 April 2020, 21:10 WIB
ILUSTRASI virus corona. Korban tewas akibat COVID-19 meningkat kembali.* /pixabay

PIKIRAN RAKYAT - Para peneliti memperingatkan bahwa Virus Corona dapat menyerang sistem kekebalan tubuh seperti HIV dengan cara menyerang sel-sel pelindung.

Dikutip oleh Pikiranrakyat-depok.com dari South China Morning Post, peringatan tersebut merupakan penemuan mengejutkan dari tim peneliti dari Shanghai, Tiongkok, dan New York, Amerika Serikat.

Mereka menemukan fakta bahwa virus corona jenis SARS-CoV-2 yang menyebabkan COVID-19 dapat menyerang sel T (T cells).

Baca Juga: Sinopsis Hitman, Aksi Agen 47 Pembunuh Bayaran yang Tayang Malam ini

Sel T atau Limfosit T dikenal sebagai sel yang berperan sebagai pengidentifikasi dan penghilang penjajah asing dalam tubuh manusia.

Keterangan ini diberikan oleh para peneliti usai mereka melakukan uji coba pada sel yang telah terinfeksi virus corona, mereka mebuat lubang pada membran sel, kemudian menyuntikkan bahan kimia beracun ke dalamnya.

Hasilnya, bahan kimia ini berhasil membunuh virus, dan sel yang terinfeksi merobeknya berkeping-keping.

Baca Juga: Viral Tas dari Tulang Manusia Buatan Desainer Indonesia, Dijual Rp 78,5 Juta

Yang mengejutkan para peneliti adalah, dalam percobaan mereka, sel T menjadi mangsa virus corona.

Mereka menemukan struktur unik dalam protein virus itu yang tiba-tiba memicu perpaduan antara selubung virus dengan membran sel ketika mereka bersentuhan.

Gen virus itu kemudian memasuki sel T, dan menahannya sebagai 'sandra', kemudian menonaktifkan fungsinya di dalam tubuh sebagai pelindung manusia.

Baca Juga: Jadi Teman Mengobrol PDP dan ODP Virus Corona, Aksi Relawan Jaga Tingkat Stres

Tak berhenti di virus corona jenis SARS-CoV-2, para peneliti juga melanjutkan percobaan lain menggunakan virus corona jenis SARS.

Hasilnya adalah virus corona jenis ini tidak memiliki kemampuan untuk menginfeksi sel T.

Menurut hipotesis para peneliti, alasan SARS yang mewabah pada 2003 silam itu tidak bisa menginfeks sel T adalah kurangnya fungsi fusi membran.

Baca Juga: Cek Fakta: Beredar Kabar Peneliti Harvard Jual Virus Corona ke Tiongkok, Simak Faktanya

SARS hanya dapat menginfeksi sel yang membawa protein reseptor spesifik yang dikenal sebagai ACE2, dan protein ini tidak banyak terdapat pada sel T.

Pada Bulan Februari, Chen Yongwen dan tim nya dari Institute of Immunology PLA merilis sebuah laporan klinis yang memperingatkan bahwa jumlah sel T dalam tubuh manusia dapat turun dengan signifikan pada pasien COVID-19.

Berkurangnya jumlah sel T didominasi oleh pasien yang berusia lanjut, atau pasien yang memerlukan perawatan di unit perawatan intensif.

Baca Juga: 500 Personel Dikerahkan, Antisipasi Peningkatan Volume Sampah saat WFH

Semakin rendah jumlah sel T, semakin tinggi risiko kematian.

Hasil observasi para dokter tersebut kemudian dikonfirmasi oleh pemeriksaan mayat 20 pasien virus corona menggunakan autopsi, dikatakan bahwa kekebalan tubuh mereka hampir sepenuhnya hancur.

Dokter yang melihat mayat pasien COVID-19 mengatakan bahwa kerusakan pada organ dalam mereka sangat mirip dengan kombinasi SARS dan AIDS.

Baca Juga: Berlaku 18 April 2020, Jika IMEI Ponsel Bermasalah Segera Hubungi Operator Seluler

Namun demikian, berdasarkan hasil penelitian terbaru, ada sejumlah perbedaan antara SARS-CoV-2 dengan HIV.

HIV dapat bereplikasi dalam sel T, dan mengubahnya menjadi semacam 'pabrik' untuk menghasilkan lebih banyak salinan virus yang dapat menginfeksi sel T lainnya.

Tapi, Lu Lu dan Jiang, peneliti dari Tiongkok dan Amerika Serikat itu tidak menemukan adanya pertumbuhan virus corona jenis SARS-CoV-2 setelah mereka memasuki sel T, penemuan ini menunjukkan bahwa virus dan sel T mungkin akan mati bersamaan.***

Editor: Billy Mulya Putra

Sumber: SCMP

Tags

Terkini

Terpopuler