Temukan Cacing Pipih Martil Mirip 'Alien', Ilmuwan Prancis Namakan Covid untuk Hormati Korban Pandemi

8 Februari 2022, 11:20 WIB
Cacing pipih sangat berbahayu karena bisa membunuh hewan lain, beredar lewat pot bunga.* /SWNS/

PR DEPOK - Efek pandemi Covid-19 telah merubah setiap bagian kehidupan kita selama dua tahun terakhir.

Seperti cara kita bekerja, berinteraksi dengan lingkungan sekitar, telah berubah secara drastis selama pandemi Covid-19 yang sedang berlangsung.

Sejauh ini yang terburuk adalah kematian banyak orang yang dicintai akibat pandemi Covid-19.

Baca Juga: Akui Baru Tahu Target Pembangunan Rumah DP Rp0 Dipangkas 95,5 Persen, Yunarto Wijaya Sindir Anies Baswedan

Sebagai penghormatan atas orang-orang yang meninggal akibat pandemi Covid-19, para ilmuwan telah menamai spesies cacing pipih martil yang baru ditemukan dengan nama Humbertium covidum.

"Nama spesifik covidum dipilih sebagai penghormatan kepada banyak korban di seluruh dunia akibat pandemi Covid-19," tulis tim yang dipimpin oleh National Museum of Natural History, parasitolog Prancis Jean-Lou Justine, dalam makalah baru mereka.

Cacing pipih martil dikenal sebagai genus Bipalium, merupakan jenis cacing tanah pemangsa dengan kepala berbentuk palu yang khas.

Baca Juga: Minta Mendag Kasih Bocoran ke Rakyat Tempat Beli Minyak Goreng Murah, Syahrial: Biar Gak Bergejolak Rumpiannya

H. covidum berukuran kecil, panjangnya sekitar 3 sentimeter dan berwarna hitam metalik tanpa garis atau ornamen lain.

Para peneliti juga menggambarkan alat kelamin cacing itu dengan sangat rinci, yang merupakan metode penting untuk membedakan spesies dan subfamili yang berbeda.

Semua spesies cacing pipih bersifat hermaprodit, sehingga reproduksinya dapat secara seksual atau aseksual.

Makhluk kecil bernama covid ini bukan satu-satunya cacing pipih martil yang ditemukan.

Baca Juga: Tanggapi Rencana All of Us Are Dead Season 2, Sutradara Berharap Lee Cheong San Bangkit dari Kematian

Para ilmuwan juga menemukan satu lagi di pulau Prancis bernama Mayotte, menghasilkan nama spesies Diversibipalium mayottensis.

Yang satu ini juga memiliki panjang sekitar 3 cm, dan memiliki bintik biru-hijau yang cantik di atas alas berwarna cokelat.

Menggunakan pengurutan generasi untuk menganalisis di mana kedua spesies itu berasal, tim ilmuwan menyebut bahwa kedua spesies tersebut berasal dari tempat berbeda.

H. covidum disebut berasal dari suatu tempat di Asia, dan D. mayottensis disebut berasal dari Madagaskar.***

Editor: Nur Annisa

Sumber: Science Alert

Tags

Terkini

Terpopuler