AS Sebut Rusia Masih Bangun Pasukan di Sekitar Ukraina: Kami Belum Melihat Mereka Mundur

17 Februari 2022, 18:15 WIB
Ilustrasi konflik di Ukraina - AS dan NATO mengatakan bahwa Rusia masih membangun pasukan di sekita Ukraina, meskipun Moskow sebut mereka mundur. /REUTERS/Alexander Ermochenko/File Photo

PR DEPOK – Amerika Serikat dan NATO mengatakan Rusia masih membangun pasukan di sekitar Ukraina meskipun Moskow bersikeras berkata bahwa mereka siap mundur.

Tindakan itu mempertanyakan keinginan Presiden Vladimir Putin untuk merundingkan solusi krisis.

Di Ukraina, pemerintah mengatakan serangan siber yang menghantam kementerian pertahanan adalah yang terburuk yang pernah terjadi di negara itu.

Ukraina menuduh Rusia yang melakukannya, namun negara tersebut membantah keterlibatan.

Baca Juga: Son Ye Jin Perankan Dokter Kulit di Drama Terbaru 'Thirty Nine', Persahabatan 3 Wanita di Usia 39 Tahun

Sekretaris pers Gedung Putih Jen Psaki mengatakan para pejabat AS belum dapat mengatakan siapa yang bertanggung jawab atas serangan siber tersebut.

Dia juga mengatakan pintu tetap terbuka untuk diplomasi dengan Rusia tetapi menegaskan kembali kekhawatiran bahwa serangan Rusia dapat didahului oleh operasi bendera palsu dan informasi yang salah.

Kementerian pertahanan Rusia mengatakan pasukannya ditarik kembali setelah latihan di distrik militer selatan dan barat dekat Ukraina.

Baca Juga: Flu Rusia pada 1889 Mencuat, Ilmuwan Mulai Kaitkan dengan Pandemi Covid-19, Ada Apa?

Mereka menerbitkan video yang menunjukkan tank, kendaraan tempur infanteri, dan unit artileri self-propelled meninggalkan semenanjung Krimea, yang direbut Moskow dari Ukraina pada 2014.

Namun Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan unit kunci Rusia bergerak menuju perbatasan, bukan menjauh.

“Ada yang dikatakan Rusia. Dan kemudian ada yang dilakukan Rusia. Dan kami belum melihat mundurnya pasukannya,” kata Blinken, dilansir PikiranRakyat-Depok.com dari Reuters.

Baca Juga: Link Nonton dan Spoiler Thirty Nine Episode 2: Cha Mi Jo Akhirnya Tahu Sahabatnya Sakit Keras

"Kami terus melihat unit-unit penting bergerak menuju perbatasan, bukan menjauh dari perbatasan," ujarnya.

Seorang pejabat senior intelijen Barat mengatakan risiko agresi Rusia terhadap Ukraina akan tetap tinggi selama Februari dan Rusia masih dapat menyerang Ukraina dengan peringatan yang pada dasarnya tidak ada.

Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan pasukan dan tank yang bergerak bolak-balik tidak menjadi bukti penarikan.

Baca Juga: Pendaftaran Kartu Prakerja Gelombang 23 Kapan Ditutup? Ini Bocoran Estimasi Jadwalnya

"Apa yang kami lihat adalah bahwa mereka telah meningkatkan jumlah pasukan dan lebih banyak pasukan sedang dalam perjalanan. Jadi, sejauh ini, tidak ada de-eskalasi," katanya sebelum pertemuan aliansi di Brussel.

Stoltenberg kemudian mengatakan NATO bisa membuktikan kegagalan Rusia untuk menarik kembali pasukannya dengan citra satelit.

Menteri Pertahanan Ukraina Oleksii Reznikov mengatakan dalam sebuah wawancara bahwa laporan intelijen terbaru negaranya juga tidak menunjukkan tanda-tanda mundurnya Rusia.

Baca Juga: Cara Daftar PKH 2022 Lewat Aplikasi Cek Bansos, Cuma Pakai KTP dan KK untuk Bisa Dapat Bantuan hingga Rp3 Juta

Dia menyebut kekuatan gabungan militer Rusia dan pasukan separatis pro-Rusia di dekat perbatasan Ukraina mencapai sekitar 140.000.

Sementara itu, Kremlin mengatakan penilaian NATO salah. Duta Besar Moskow untuk Irlandia mengatakan pasukan di Rusia barat akan kembali ke posisi normal mereka dalam tiga hingga empat minggu.

Rusia mengatakan tidak pernah berencana untuk menyerang Ukraina tetapi ingin menetapkan garis merah untuk mencegah tetangganya bergabung dengan NATO, yang dilihatnya sebagai ancaman bagi keamanannya sendiri.

Baca Juga: Lirik Lagu Still Here - Kang Asol OST Thirty Nine dengan Terjemahan Bahasa Indonesia

Kremlin mengatakan Putin tertarik untuk bernegosiasi dengan Amerika Serikat, yang telah menawarkan diskusi tentang pengendalian senjata dan langkah-langkah membangun kepercayaan sementara mengesampingkan veto pada keanggotaan NATO di masa depan untuk Ukraina.

Tetapi Rusia juga mengatakan akan siap untuk mengalihkan ekspor energi ke pasar lain jika terkena sanksi, yang diancam Washington dan sekutunya jika menyerang Ukraina.***

Editor: Linda Agnesia

Sumber: Reuters

Tags

Terkini

Terpopuler