Penelitian Terbaru: Virus Corona Bisa Menular Lewat Hubungan Seks

9 Mei 2020, 12:30 WIB
Ilustrasi Seks //Shutterstock

PIKIRAN RAKYAT - Dalam sebuah studi terbaru menyebutkan bahwa Virus Corona ditemukan dalam sprema seorang pria yang terinfeksi parah.

Hal itu memberikan petunjukan baru mengenai kemungkinan bahwa covid-19 bisa menular melalui hubungan seks.

Fakta baru itu ditemukan dalam studi yang dipimpin oleh Weiguo Zhao, MD dari Departemen Kedokteran Pernafasan, Rumah Sakit Umum Tentara Pembebasan Rakyat Tiongkok.

Baca Juga: Dituding Ingin Lakukan Kejahatan, Polisi Ringkus Wanita Berkostum Stormtrooper 'Star Wars'

Dalam jurnal yang dipublikasikan di JAMA Network Open, Zhao dan rekan-rekannya mengatakan telah meneliti pasien pria covid-19 berusia 15 tahun pada 26 Januari hingga 16 Februari 2020 di Rumah Sakit Kota Shangqiu.

Rumah Sakit Kota Shangqiu juga merupakan satu-satunya rumah sakit yang ditunjuk untuk perawatan covid-19 di Shangqiu, di sebelah timur provinsi Henan.

Di antara 50 pasien yang diidentifikasi, 12 pasien tidak dapat memberikan spesimen sprema karena disfungsi ereksi, dalam keadaan koma, atau meninggal sebelum diambil sampel.

Baca Juga: Cek Fakta: Umat Islam Arab Beramai-ramai Murtad Setelah Virus Corona Merebak, Simak Faktanya

Oleh karena itu, terdapat 38 pasien yang terdaftar untuk pengujian sperma, menurut jurnal itu dalam penjelasannya yang dikutip pada Sabtu, 9 Mei 2020.

Dikutip dari Antara oleh Pikiranrakyat-depok.com, dari 38 peserta yang menyediakan spesimen sperma, 23 peserta (60,5 persen) telah mencapai pemulihan klinis dan 15 peserta (39,5 persen) berada pada tahap infeksi akut.

Hasil pengujian menemukan bahwa 6 pasien (15,8 persen) air maninya positif SARS-CoV-2, termasuk 4 dari 15 pasien (26,7 persen) yang berada pada tahap infeksi akut dan 2 dari 23 pasien (8,7 persen) yang telah pulih.

Baca Juga: Wanita Ini 'Diselamatkan' oleh Virus Corona Setelah Dokter Temukan Masalah pada Jantungnya

"Dalam studi kohort ini, kami menemukan bahwa SARS-CoV-2 dapat hadir dalam sperma pasien dengan covid-19, dan SARS-CoV-2 masih dapat terdeteksi dalam semen pasien yang pulih," kata Zhao.

Karena hambatan testis/ deferens/epididimis darah yang tidak sempurna, SARS-CoV-2 mungkin masuk ke saluran reproduksi pria, terutama faktor peradangan lokal sistemik.

Sekalipun virus tidak dapat mereplikasi dalam sistem reproduksi pria, virus itu mungkin bertahan, kemungkinan disebabkan oleh kekebalan testis yang istimewa.

Baca Juga: Latihan Dasar Militer Selesai Dijalani, Son Heung-min Sabet Gelar Peserta Terbaik

Sejauh ini, para peneliti telah menemukan 27 virus yang terkait dengan viremia dalam air mani manusia.

Tetapi, keberadaan virus dalam semen mungkin lebih umum daripada yang dipahami saat ini, dan virus tradisional yang tidak menular melalui seks tidak boleh diasumsikan sama sekali tidak ada dalam sekresi genital.

Studi tentang deteksi virus dan persistensi semen bermanfaat untuk praktik klinis dan kesehatan masyarakat, terutama yang menyangkut virus yang dapat menyebabkan angka kematian atau morbiditas yang tinggi seperti SARS-CoV-2.

Baca Juga: Dua Ventilator Karya Anak Bangsa Masuki Tahap Uji Klinis

Penelitian ini dibatasi oleh ukuran sampel yang kecil dan tindak lanjut singkat berikutnya. Oleh karena itu, penelitian lebih lanjut diperlukan sehubungan dengan informasi terperinci tentang pelepasan virus, waktu bertahan hidup, dan konsentrasi dalam air mani.

Jika dapat dibuktikan bahwa SARS-CoV-2 dapat ditularkan secara seksual dalam penelitian di masa depan, penularan seksual mungkin menjadi bagian penting dari pencegahan, terutama mengingat fakta bahwa virus ini terdeteksi dalam pasien yang sembuh.

Penggunaan kondom dapat dianggap sebagai sarana pencegahan untuk pasien ini. Selain itu, perlu dicatat bahwa ada kebutuhan untuk penelitian yang memantau perkembangan janin.

Baca Juga: Studi Terbaru: Usai Dinyatakan Sembuh dari Virus Corona, Mayoritas Individu Akan Membawa Antibodi

Oleh karena itu, untuk menghindari kontak dengan air liur pasien dan darah mungkin tidak cukup, karena kelangsungan hidup SARS-CoV-2 dalam semen pasien yang pulih masih mungkin untuk menginfeksi orang lain.

"Studi kami mungkin berkontribusi dengan memberikan informasi baru ke wacana saat ini mengenai pencegahan dan kontrol covid-19," ucap Zhao dalam jurnalnya.***

Editor: Billy Mulya Putra

Sumber: Permenpan RB

Tags

Terkini

Terpopuler