Racik Obat Virus Corona dari Internet, Ahli Farmasi India Tewas Usai Meminumnya

10 Mei 2020, 15:24 WIB
ILUSTRASI Racun.* /PIXABAY/

PIKIRAN RAKYAT - Ahli farmasi asal India, Sivanesan (47) meninggal dunia usai meminum ramuan yang dia ciptakan untuk pasien yang terinfeksi virus corona.

Koleganya, Rajkumar, yang juga ikut mencoba obat tersebut, selamat meski harus dilarikan ke rumah sakit.

"Sivanesan dan Rajkumar bekerja untuk perusahan obat herbal. Mereka mencoba salah satu hasil ciptaannya berupa campuran nitric oxide dan sodium nitrat di rumah yang berlokasi Chennai City," kata perwakilan kepolisian India Ashok Kumar sebagaimana dikutip dari Channel News Asia, Minggu 10 Mei 2020.

Baca Juga: WHO: Vaksin Antivirus Corona Diprediksi Paling Mungkin Hadir Akhir 2021

Sivanesan dilaporkan menggunakan bahan-bahan yang dia beli dari pasar lokal.

Dia mengembangkan formulanya sendiri berdasarkan riset yang via internet. Belum diketahui apakah uji coba tersebut dilakukan sepengetahuan tempat dia bekerja.

Sampai hari ini, belum ada obat atau vaksin yang disetujui sebagai obat untuk pasien Covid-19, yang telah menewaskan hampir 300.000 orang di seluruh dunia.

Peneliti dari sejumlah perusahaan farmasi di seluruh dunia berpacu dengan waktu untuk memgembangkan vaksin bagi pasien virus corona.

Perwakilan Organisasi Kesehatan Dunia WHO telah memprediksi bahwa vaksin virus corona baru hadir akhir 2021.

Baca Juga: Barack Obama Sebut Penanganan Virus Corona oleh Donald Trump sebagai Bencana

Sementara, untuk obat perawatan, sejauh ini baru Remdesivir buatan Gilead yang sudah diakui hasilnya.

Bahkan, oleh Pemerintah Amerika, Remdesivir sudah diresmikan sebagai obat yang bisa digunakan untuk pasien virus corona. Obat itu dinilai efektif dikonsumsi ketika gejala virus corona yang diderita pasien belum terlalu parah.

Meski demikian, WHO menjelaskan, informasi mengenai Remdevisir belum terbukti kebenarannya untuk mengobati pasien Covid-19.

Dia menyebutkan, untuk saat ini, pertahanan terbaik terhadap virus corona adalah vaksin. Selama vaksin belum ditemukan, dia menyarankan tips pelacakan kontak, jarak sosial, berobat ke rumah sakit, dan tidak keluar ketika sakit.***

Editor: Yusuf Wijanarko

Sumber: Channel News Asia

Tags

Terkini

Terpopuler