Riset Terbaru Hong Kong Sebut 3 Obat yang Bisa Sembuhkan Virus Corona, Harapan Baru untuk Dunia

16 Mei 2020, 19:00 WIB
ILUSTRASI. Peneliti mencari vaksin covid-19.* //ANTARA

PIKIRAN RAKYAT - Hasil uji coba terbaru yang dilakukan di Hong Kong menyebutkan penggunaan kombinasi tiga obat antivirus, lopinavir ritonavir, ribavirin, dan interferon beta disebut dapat membantu meringankan gejala sakit Virus Corona atau COVID-19 pada pasien dengan keluhan ringan dan menengah.

Dari hasil uji coba itu menunjukkan kombinasi tiga obat tersebut dapat menurunkan kadar virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19, dalam tubuh pasien yang terinfeksi Virus Corona.

Dalam pelaksanaannya, peneliti menyebutkan bahwa uji coba tersebut melibatkan 127 pasien.

Baca Juga: 4 Amalan Utama yang Dicontohkan Rasulullah SAW Saat Memasuki 10 Hari Terakhir Bulan Ramadhan

Kemudian para peneliti membuat perbandingan antara pasien yang hanya mengonsumsi obat HIV, lopinovir ritonavir dengan pasien yang meminum lopinovir ritonavir, obat hepatitis ribavirin, dan obat sklerosis interferon beta sekaligus.

Dalam laporan jurnal kedokteran Lancet, hasilnya menunjukkan rata-rata pengguna tiga obat tersebut tidak memiliki virus corona dalam tubuhnya lima hari lebih awal daripada mereka yang hanya mengonsumsi satu obat.

“Pasien yang hanya mengonsumsi satu obat rata-rata sembuh dalam waktu tujuh sampai 12 hari,” kata Kwok- Yung Yuen, salah satu kepala peneliti dan profesor universitas di Hong Kong seperti dikutip oleh pikiranrakyat-depok.com dari Reuters.

Baca Juga: Jepang Mulai Gunakan Remdesivir Pada Pasien Virus Corona dengan Gejala Berat

"Percobaan kami memperlihatkan pengobatan lebih awal terhadap pasien COVID-19 dengan gejala ringan dan menengah,” tambahnya.

Menurut Kwok Yung Yuen, dengan kombinasi tiga obat antivirus tersebut, ternyata dapat menekan penyebaran virus dalam tubuh pasien, meringankan gejala penyakit, dan mengurangi risiko penularan terhadap tenaga medis.

Dia menjelaskan, risiko penularan ke tenaga kesehatan dapat dikurangi karena kombinasi dari ketiga obat itu dapat meringankan dampak 'pelepasan virus' (viral shedding), yaitu saat ketika virus terdeteksi dan berpotensi menular ke pihak lain.

Baca Juga: Pesawat Militer Tiongkok Mendarat di Pulau Sengketa di Laut China Selatan, Gertak Dunia Saat Pandemi

Selama uji coba berlangsung, seluruh pasien mendapatkan perawatan standar sesuai kebutuhan, di antaranya termasuk pemakaian alat bantu pernapasan (ventilator), alat bantu cuci darah, pemberian antibiotik dan kortikostreroid atau obat anti-peradangan.

Kowk-Yung Yuen mengatakan temuan itu memberi harapan harapan baru bagi dunia, namun efek dari tiga obat tersebut masih perlu diuji coba ke pasien dalam jumlah lebih besar dan pasien COVID-19 dengan gejala sakit parah.

Sejumlah ahli independen mengakui temuan tersebut, tetapi mereka sepakat studi dengan skala lebih besar dan lebih mendetail dibutuhkan guna memperkuat kesimpulan.

Baca Juga: Keluar-Masuk Jakarta, Pekerja Harus Dilengkapi Surat Izin dengan QR Code Khusus

"Hasil penelitian ini... membenarkan penambahan interferon beta ke dalam daftar obat yang berbasis penelitian, dan hasil tersebut perlu kembali diuji coba lebih lanjut ke pasien yang dipilih secara acak, " kata Stephen Evans, profesor farmakoepidemiologi London School of Hygiene & Tropical Medicine.

Dia mengatakan pengalaman bertahun-tahun mengobati HIV, virus penyebab AIDS, menunjukkan pengobatan terbaik menggunakan kombinasi beberapa obat yang berbeda.

"Strategi semacam itu dapat dipraktikkan untuk pasien COVID-19," imbuh dia.***

Editor: Billy Mulya Putra

Sumber: REUTERS

Tags

Terkini

Terpopuler