Perang Masih Berlanjut, Rusia Kerahkan Konvoi Militer dengan Kendaraan Lapis Baja dan Tank di Ukraina

1 Maret 2022, 14:45 WIB
Ilustrasi - Konvoi Besar Militer Rusia /ilustrasi pixabay @mikecook1

PR DEPOK - Rusia telah meningkatkan jumlah pasukan militernya ke Ukraina, untuk memperingatkan negara Barat, dengan konvoi militer besar-besaran di luar ibu kota, Kyiv.

Pembicaraan gencatan senjata antara Rusia dan Ukraina yang diadakan Senin, 28 Februari kemarin, gagal mencapai titik terang, dan akan diadakan pertemuan ulang sesegera mungkin.

Sebelumnya, Presiden Rusia Vladimir Putin telah menerima sanksi dan tekanan internasional, yang menyebabkan penurunan sekitar 30 persen mata uang Rubel terhadap Dollar.

Baca Juga: Sidang Pertama untuk Terdakwa Kasus Kerusuhan Capitol Dimulai, Mantan Jaksa: Miliki Dampak Besar

Rusia dilaporkan telah mengumpulkan konvoi kendaraan lapis baja, tank dan peralatan militer lainnya yang membentang sekitar 64 km, menurut perusahaan satelit AS, Maxar.

Seorang pejabat Ukraina melaporkan, ada pertempuran sengit dan pemboman di Kharkiv, yang telah menewaskan puluhan orang.

"Apa yang saya pikir cukup pasti adalah Rusia keluar dari jadwal mereka, saya pikir mereka berpikir bahwa dalam waktu 72 jam mereka akan menahan Kyiv," kata Senator Republik AS, Marco Rubio, seperti yang dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Reuters.

Baca Juga: Angka Pernikahan di China Menurun Tajam, Tingkat Kelahiran Kini Mencapai Level Terendah

Seperti yang diketahui, Amerika Serikat dan sekutunya telah memberlakukan sanksi terhadap bank sentral Rusia, sejumlah miliarder, dan Vladimir Putin sendiri, serta melarang beberapa bank Rusia dari sistem pembayaran internasional SWIFT.

Amerika Serikat juga telah mengirim sejumlah pasukan mereka, untuk memerangi Rusia yang diminta oleh Ukraina, karena khawatir dengan kekuatan nuklir Rusia.

Pasukan militer AS tersebut bertujuan untuk menjaga Kyiv, karena Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskiy, memperingatkan bahwa ibu kota itu berada di bawah ancaman terus-menerus.

Baca Juga: Isolasi pada Rusia Kian Meningkat Seiring Pertempuran di Ukraina Berkecamuk

"Bagi musuh, Kyiv adalah target utama, kami tidak membiarkan mereka merusak pertahanan ibu kota," kata Volodymyr Zelenskiy.

Menurut Volodymyr Zelenskiy, Rusia yang menyebut sebagai "operasi khusus", akan mulai menargetkan pembangkit listrik termal yang menyediakan listrik ke Kyiv.

Amerika Serikat dan duta besar Ukraina untuk Amerika Serikat telah menuduh Rusia menggunakan bom vakum, namun mereka tidak bisa membuktikan semua perkataannya tersebut.

Rusia mengatakan tindakannya tidak dirancang untuk menduduki wilayah Ukraina, tetapi untuk menghancurkan kemampuan militer Ukraina dan menangkap apa yang dianggapnya sebagai ancaman bagi pertahanan militer Rusia.

Baca Juga: 6 Cara Mudah dan Aman Bersihkan Windows 10 yang Kehabisan Ruang karena Sampah

Lebih dari 500.000 orang telah meninggalkan Ukraina, menurut badan pengungsi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan melakukan penyeberangan ke perbatasan Eropa.

Sementara itu di sisi lain, Kanada telah mengatakan akan melarang impor minyak mentah Rusia,dan Senator Republik AS, Lindsey Graham, mengatakan pemerintahan Joe Biden harus menargetkan sektor energi Rusia dengan sanksi.

Seperti yang diketahui, Rusia merupakan salah satu pengekspor utama Minyak dan Gas di seluruh dunia.

Baca Juga: Hubungan dengan Karen Vendela Kandas setelah 5 Tahun, Boy William: Nggak Ada yang Salah dari Dia, Kita Happy

Sejumlah bank dunia, maskapai penerbangan, dan sejumlah kebutuhan penting lainnya, telah memotong pengiriman bahkan mengakhiri kemitraan dan menyebut tindakan Rusia tidak dapat diterima.

Selain itu, Tiga studio besar yakni Sony, Disney, dan Warner Bros, telah mengatakan mereka akan menghentikan pemutaran teater film-film mendatang di Rusia.

Federasi sepak bola dunia, FIFA juga telah memberikan sejumlah sanksi untuk timnas Rusia, dan sejumlah klub-klub Rusia untuk bersaing di Olimpiade Internasional.

Vladimir Putin dikabarkan juga dicabut, kehormatan sabuk hitamnya dari Taekwondo Dunia, setelah invasi ke Ukraina.***

Editor: Nur Annisa

Sumber: Reuters

Tags

Terkini

Terpopuler