China Desak Rusia dan Ukraina Lakukan Negosiasi, Singgung Krisis Kemanusiaan Skala Besar

6 Maret 2022, 14:18 WIB
Dalam panggilan telepon dengan AS, China mendesak agar Rusia dan Ukraina segera melakukan negosiasi. /REUTERS/Mikhail Palinchak./

PR DEPOK - China mendesak agar Rusia dan Ukraina segera melakukan negosiasi langsung selama melangsungkan panggilan telepon antara Menteri Luar Negeri China Wang Yi dan Antony Blinken dari AS.

Desakan itu dilakukan ketika perang setelah invasi Moskow ke Ukraina memasuki hari kesepuluh.

Panggilan telepon itu merupakan panggilan untuk pertama kali sejak Rusia melakukan penyerangan terhadap Ukraina.

Melansir PikiranRakyat-Depok.com dari Channel New Asia, China sendiri telah berupaya menempuh jalur diplomatik dengan sangat hati-hati sejak konflik Rusia dan Ukraina memanas.

Baca Juga: Elon Musk Beri Tambahan Akses Internet, Zelensky: Terimakasih Dukung Ukraina dengan Kata dan Perbuatan

Bahkan China menolak untuk ikut mengutuk tindakan Moskow seperti yang dilakukan negara lainnya.

Pada hari Sabtu, Wang mengatakan kepada Blinken keinginannya untuk mendorong Rusia dan Ukraina melakukan negosiasi.

"Kami mendorong negosiasi langsung antara Rusia dan Ukraina. Kami berharap pertempuran akan berhenti secepat mungkin dan bahwa krisis kemanusiaan skala besar akan dicegah," ujar Wang.

Baca Juga: Tak Tega Lihat Ameena Divaksin, Atta Halilintar Mengomeli Aurel Hermansyah: Jangan Lah Sayang, Tega Banget!

Sementara, Blinken mengatakan dunia saat ini sedang menyaksikan negara mana yang membela prinsip-prinsip dasar kebebasan, penentuan nasib dan kedaulatan.

"Dunia bertindak serempak untuk menolak dan menanggapi agresi Rusia, memastikan bahwa Moskow akan membayar mahal," ujar Blinken.

China disebut menjadi sosok penting dalam menengahi pembicaraan damai di masa depan antara Rusia dan Ukraina, mengingat hubungan Rusia dan China sangat dekat kata Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell

Baca Juga: Prediksi Harga Barang Kebutuhan Bakal Naik, Ali Syarief ke Jokowi: Luar Biasa Tidak Berbohong, Terima Kasih

"Tidak ada alternatif... Pasti China, saya yakin itu," ujar Borrell.

Dia menambahkan baik AS ataupun Eropa kedua negara ini tidak mampu menengahi Ukraina dan Rusia.

"Kami belum memintanya dan mereka juga (China), tetapi karena itu harus menjadi kekuatan dan baik AS maupun Eropa tidak dapat menjadi (penengah), China bisa," sambungnya.***

Editor: Linda Agnesia

Sumber: Channel News Asia

Tags

Terkini

Terpopuler