Tingkatkan Pengawasan ke Korea Utara, Militer AS Ikut Persiapkan Rudal Balistik, Ada Apa?

10 Maret 2022, 11:51 WIB
Ilustrasi rudal balistik. Militer AS dikabarkan tengah mempersiapkan rudal balistik dan mengingkatkan pengawasan ke Korea Utara. /Pixabay.com/English

PR DEPOK - Kabarnya militer AS kini tengah meningkatkan pengawasan dan pengintaian di Laut Kuning.

Tidak hanya itu saja, AS juga sedang mempersiapkan pertahanan rudal balistiknya setelah Korea Utara beberapa kali dilaporkan melakukan peluncuran rudal.

Pada tahun ini Korea Utara disebut telah melakukan tes uji coba rudal yang ke sembilan, tepatnya pada 5 Maret lalu yang ditembakkan ke arah laut sebelah timur semenanjung Korea.

Baca Juga: Jelang Laga Lawan Tottenham Hotspur, Manchester United Berikan Update Cedera para Pemain Kunci

Uji coba rudal itu bahkan membuat geger militer Korea Selatan dan Jepang.

Sempat ditegur, Korea Utara mengklaim peluncuran itu hanyalah sebuah uji coba sistem satelit pengintai.

"Kami telah memperjelas keprihatinan kami atas peningkatan signifikan dalam kegiatan uji coba rudal DPRK.

Baca Juga: Apa Itu Bansos PBI? Bagaimana Cara Cek Penerimanya? Simak Informasi Selengkapnya Berikut Ini

"Uji coba itu memungkinkan dapat merusak perdamaian dan keamanan dan mengganggu stabilitas kawasan dan masyarakat internasional," ujar INDOPACOM (Komando Pasifik AS) dikutip PikiranRakyat-Depok.com dari Channel New Asia.

Peluncuran rudal Korea Utara menjadi dasar AS untuk kembali melakukan uji coba rudal balistik antarbenua (ICBM) dan bom nuklir pada tahun ini.

Korea Utara sebenarnya belum melakukan uji coba nuklir atau meluncurkan ICBM jarak jauh sejak 2017.

Baca Juga: Masuk Daftar 180 Penceramah Radikal, UAS: Bisa Jadi Iklan Gratis, Yang Semula Tak Kenal Ustaz Malah Jadi Nyari

Akan tetapi setelah pembicaraan denuklirisasi terhenti, sepertinya negara itu akan melanjutkan uji coba.

Washington sendiri menegaskan pihaknya sangat terbuka untuk melakukan pembicaraan tanpa prasyarat.

Namun, Pyongyang merasa tawaran seperti itu tidak tulus dari Amerika Serikat dan sekutunya.***

Editor: Linda Agnesia

Sumber: Channel News Asia

Tags

Terkini

Terpopuler