Rusia Berencana Blokir Instagram, 80 Juta Pengguna Bakal Kehilangan Akses

12 Maret 2022, 18:15 WIB
Ilustrasi - Rusia berencana blokir Instagram mulai Senin, 14 Maret 2022 mendatang. Sebanyak 80 juta pengguna akan kehilangan akses. /Pexels/energepic./

PR DEPOK - Rusia belum lama ini mengumumkan bakal blokir akses ke Instagram dan kasus kriminal bagi pemiliknya pada Senin, 14 Maret 2022 mendatang.

Langkah Rusia yang bakal blokir Instagram diumumkan pada Jumat lalu sebagai bentuk konfrontasi Rusia dengan platform media sosial yang berbasis di Amerika Serikat yang telah meningkat sejak invasinya ke Ukraina.

Keputusan Rusia untuk blokir Instagram pun mendapat kecaman dari platform milik Meta tersebut, lantaran 80 juta pengguna akan kehilangan akses.

Selain Instagram, Rusia juga telah membatasi akses ke Twitter dan memblokir Facebook yang juga dimiliki oleh Meta.

Baca Juga: India Tak Sengaja Tembakan Rudal ke Pakistan, Analis Senjata AS Nilai Bisa Hantam Islamabad

Facebook diblokir terlebih dahulu di Rusia, dan Instagram baru akan mengikuti nasibnya pada Senin, 14 Maret 2022 mendatang.

Regulator media Rusia memberi pengguna dua hari untuk mengambil data dan terhubung kembali dengan pengikut di tempat lain.

Dilansir Pikiranrakyat-Depok.com dari Al Jazeera, Regulator komunikasi dan media Rusia, Roskomnadzor, mengatakan pihaknya membatasi akses ke Instagram yang sangat populer.

Pasalnya, platform tersebut menyebarkan seruan untuk melakukan tindakan kekerasan terhadap warga Rusia, termasuk personel militer.

Baca Juga: Anggap Siksa Warga Sipil di Mariupol, Presiden Ukraina Kecam Rusia Lakukan Tindakan Penjajahan

Larangan itu, kata dia, akan mulai berlaku pada hari Senin, yang memungkinkan pengguna Instagram aktif untuk waktu untuk mentransfer foto dan video mereka ke jejaring sosial lain dan memberi tahu pengikut mereka.

Menanggapi hal tersebut, Presiden Urusan Global Meta, Nick Clegg bahwa apa yang diputuskan Rusia dengan blokir Instagram merupakan keputusan luar biasa yang belum pernah terjadi sebelumnya.

"Saya ingin menjadi sangat jelas. Kebijakan kami berfokus pada perlindungan hak orang untuk berbicara sebagai ekspresi pembelaan diri sebagai reaksi terhadap invasi militer ke negara mereka," katanya.

Baca Juga: Rusia Diduga Pakai Taktik Perang di Suriah untuk Gempur Ibu Kota Ukraina

“Faktanya adalah, jika kami menerapkan kebijakan konten standar kami tanpa penyesuaian apa pun, kami sekarang akan menghapus konten dari warga Ukraina biasa yang mengekspresikan perlawanan dan kemarahan mereka pada pasukan militer yang menyerang, yang akan dianggap tidak dapat diterima," tutur dia menambahkan.

Sebagai informasi, menurut peneliti Insider Intelligence, Facebook, Instagram, dan WhatsApp Meta semuanya populer di Rusia, dengan masing-masing 7,5 juta, 50,8 juta dan 67 juta pengguna tahun lalu.

Terkait langkah Rusia bakal blokir Instagram, Kantor berita Rusia RIA, mengatakan langkah hukum tidak akan mempengaruhi WhatsApp karena aplikasi perpesanan dianggap sebagai alat komunikasi bukan cara untuk mengirim informasi.

Baca Juga: Kagumi Tentara Israel, Wali Kota Kyiv Ajak Ukraina Belajar dari IDF Soal Perang: Kita Harus Bela Negara

Relaksasi Meta terhadap aturannya langsung menuai kontroversi, termasuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang menyuarakan peringatan.

Lebih lanjut, PBB memperingatkan bahwa hal itu dapat mengarah pada ujaran kebencian terhadap Rusia.

Juru Bicara Kantor Hak Asasi PBB, Elizabeth Throssell mengatakan bahwa kebijakan tersebut tidak memiliki kejelasan, yang tentu saja dapat berkontribusi pada ujaran kebencian yang ditujukan pada orang Rusia secara umum.***

Editor: Ramadhan Dwi Waluya

Sumber: Al Jazeera

Tags

Terkini

Terpopuler