Setiap Menit, Ada 55 Anak Melarikan Diri dari Ukraina sejak Invasi Rusia Dimulai

16 Maret 2022, 21:45 WIB
Banyak anak yang menjadi pengungsi sejak invasi Rusia ke Ukraina. /REUTERS/Bernadett Szabo

PR DEPOK - Invasi yang dilakukan Rusia ke Ukraina masih berlangsung dan kian memanas memasuki hari ke-21 sejak Vladimir Putin nyatakan perang pada 24 Februari 2022.

Sejak invasi Rusia dimulai, lembaga kemanusiaan PBB mengatakan, hampir satu anak per detik di Ukraina menjadi pengungsi perang.

Hingga saat ini, angka pengungsi anak telah melampaui tiga juta dan banyak dari mereka telah melarikan diri dari Ukraina sejak invasi dimulai.

Baca Juga: Mahasiswa Kedokteran 'Tanam' Bluetooh di Telinga untuk Menyontek saat Ujian

“Kami sekarang telah mencapai angka tiga juta dalam hal pergerakan orang keluar dari Ukraina ke negara-negara tetangga. Dan di antara orang-orang ini ada sekitar 157.000 warga negara ketiga,” kata Paul Dillon, juru bicara Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM), seperti dikutip PikiranRakyat-Depok.com dari Asian News International.

Sekitar 1,5 juta anak kini telah bergabung dengan eksodus dari Ukraina, dengan kecepatan hanya di bawah satu per detik, sejak invasi Rusia dimulai pada 24 Februari 2022.

"Setiap hari, selama 20 hari terakhir, di Ukraina lebih dari 70.000 anak menjadi pengungsi. Itu setiap menit, 55 anak melarikan diri dari negara itu," kata James Elder, juru bicara Dana Anak-anak PBB (UNICEF).

Menurut laporan UNICEF, sembilan dari 10 pengungsi yang melarikan diri dari gempuran Rusia di Ukraina adalah perempuan dan anak-anak.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Cinta Hari Kamis, 17 Maret 2022: Gemini, Jangan Berpura-Pura Bahagia

Karena hal itu, juru bicara UNICEF mengingatkan, anak-anak bisa dengan mudah menjadi mangsa para pedagang manusia, ketika tiba di lingkungan baru yang asing.

"Untuk memberi kesan tentang perbatasan yang biasa saya kunjungi,perbatasan utama seperti Medyka, Polandia hingga Ukraina, ada banyak orang yang berdiri di sekitar bus dan minivan memanggil nama-nama ibu kota atau setidaknya seminggu yang lalu, orang-orang naik ke sana," katanya.

"Sebagian besar tentu saja adalah orang-orang dengan niat luar biasa dan kemurahan hati yang besar, tetapi tidak ada keraguan mengingat apa yang kami pahami tentang perdagangan manusia di Eropa, bahwa itu tetap menjadi masalah yang sangat, sangat serius."

Perkembangan tersebut mengikuti peringatan dari Sekretaris Jenderal PBB, yang pada hari Senin mengatakan bahwa serangan militer Rusia terhadap warga sipil "mencapai proporsi yang mengerikan".***

Editor: Nur Annisa

Sumber: Asian News International (ANI)

Tags

Terkini

Terpopuler