Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky Tak Percaya dengan Janji Rusia, Ini Alasannya

30 Maret 2022, 09:00 WIB
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. /Stefanie Loos/Reuters

PR DEPOK – Rusia dan Ukraina baru-baru ini melakukan negosiasi di Turki dalam upaya perdamaian.

Rusia dalam negosiasi tersebut lantas berjanji akan menarik pasukan dari sejumlah wilayah Ukraina.

Meski demikian, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky meragukan janji Rusia tersebut.

Baca Juga: Pendaftaran Kartu Prakerja Gelombang 25 Kapan Ditutup? Ini Bocoran Estimasi Waktu Penutupannya

Mengenai negosiasi perdamaian baru-baru ini, Volodymyr Zelensky menyerukan kehati-hatian.

“Tentu saja, kami melihat semua risikonya. Tentu saja, kami tidak melihat alasan untuk mempercayai kata-kata perwakilan tertentu dari suatu negara yang terus berjuang untuk kehancuran kami,” kata Zelensky seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari The Guardian.

Ia menjelaskan, orang Ukraina bukanlah orang yang naif.

Baca Juga: Bansos PBI akan Cair Bulan April? Simak Cara Cek Penerima di laman cekbansos.kemensos.go.id

Sejauh ini, Ukraina telah belajar selama 34 hari invasi ini dan selama delapan tahun terakhir perang di Donbas.

Menurutnya Ukraina hanya percaya dengan hasil nyata dari Rusia

Meski demikian, Volodymyr Zelensky mengatakan Ukraina bersedia bernegosiasi dan akan melanjutkan proses negosiasi.

Baca Juga: 5 Sifat Kepribadian Paling Menarik untuk Pasangan, Salah Satunya Selera Humor yang Baik

“Harus ada keamanan nyata bagi kita, untuk negara kita, untuk kedaulatan, untuk rakyat kita. Pasukan Rusia harus meninggalkan wilayah pendudukan. Kedaulatan dan integritas wilayah Ukraina harus dijamin. Tidak ada kompromi pada kedaulatan dan integritas teritorial kita dan tidak akan ada,” ujarnya.

Menurutnya, negara-negara tertentu bahkan tidak boleh berharap bahwa negosiasi tertentu akan memfasilitasi pencabutan sanksi terhadap Federasi Rusia.

“Sanksi harus diperkuat. Diintensifkan mingguan dan mereka harus efektif. Bukan hanya untuk berita utama di media bahwa sanksi telah dijatuhkan, tetapi untuk perdamaian sejati,” ujarnya.

Baca Juga: Ciri-ciri Lolos Kartu Prakerja Gelombang 25

Sementara itu, Presiden AS Joe Biden mengatakan masih harus dilihat kemungkinan Rusia akan menindaklanjuti janjinya untuk mengurangi operasi militernya di Ukraina utara.

Menurutnya, Washington dan sekutunya akan mempertahankan sanksi dan terus memberikan bantuan ke Ukraina untuk sementara.

“Saya tidak membaca apa pun sampai kita melihat apa tindakan mereka,” kata Joe Biden tentang Rusia pada konferensi pers Gedung Putih.

Untuk diketahui, pada hari dilakukan negosiasi, sedikitnya 12 orang tewas dan 33 luka-luka karena rudal Rusia menghantam sebuah gedung pemerintah daerah di Kota Mykolaiv, Ukraina selatan.

Baca Juga: Cara Daftar BLT Anak Sekolah 2022 Pakai HP, Siswa SD, SMP, dan SMA Bisa Dapat Bansos hingga Rp4,4 Juta

Sebuah serangan udara Rusia menghantam gedung pemerintah sembilan lantai sebelum pukul 9 pagi waktu setempat pada hari Selasa, sehingga menghancurkan sebagian besar bangunan dan membuat orang terjebak di bawah puing-puing.

"Jenazah 12 orang telah ditemukan dari lokasi kehancuran dan 33 orang terluka," kata badan darurat Ukraina dalam sebuah pernyataan di Telegram.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Sumber: The Guardian

Tags

Terkini

Terpopuler