PR DEPOK – Negara-negara NATO yang dipimpin Amerika Serikat (AS) ikut terseret dalam invasi Rusia di Ukraina.
NATO sejauh ini berupaya melawan invasi Rusia di Ukraina dengan sejumlah sanksi.
Meski demikian, NATO dikabarkan bisa terlibat langsung dalam perang melawan Rusia untuk membela Ukraina.
Sejak invasi Rusia ke Ukraina, NATO berupaya mengesampingkan intervensi militer di Ukraina.
Pasukan NATO hanya akan menyerang jika Rusia pindah ke wilayah aliansi.
Pada tahun 2004, jumlah terbesar negara baru diterima dalam aliansi NATO adalah dengan Bulgaria, Estonia, Latvia, Lithuania, Rumania, Slovakia, dan Slovenia.
Baca Juga: Harga Pertamax Resmi Naik per 1 April 2022, Bagaimana dengan Pertalite?
Makedonia Utara menjadi negara terakhir yang masuk pada tahun 2020.
Dengan demikian, NATO memiliki perbatasan langsung dengan Rusia untuk pertama kalinya.
NATO didirikan pada tahun 1949 dengan 12 anggota pendiri, sebelum berkembang pesat di tahun-tahun mendatang. Pada akhir abad ini, telah berkembang menjadi 19 negara anggota.
Dalam invasi Rusia, Jenderal Sir Nick Parker dari Inggris mengatakan bahwa NATO telah dikalahkan oleh Vladimir Putin.
Nick Parker mengatakanan 30 negara NATO tidak dapat mencegah invasi presiden Rusia ke Ukraina.
Mantan komandan pasukan darat di Angkatan Darat Inggris itu mengatakan NATO sekarang dalam posisi defensif, memegang sayap timur aliansi yang terakhir diperluas pada tahun 2004.
Menurutnya, aliansi militer yang lebih kecil akan lebih cocok untuk mengembangkan kontra-strategi ofensif terhadap Vladimir Putin.
"Sedikit kontroversial saya kira, maksud saya NATO telah dikalahkan, gertakan NATO disebut"
"Kami tidak dapat menghentikan Rusia menginjak-injak seluruh Ukraina dan sekarang NATO memegang garis ekspansi 2004, di sepanjang garis negara-negara Baltik dan Polandia dan Hungaria dan Rumania,” ujarnya seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Daily Mail.
Baca Juga: Bansos BPNT Cair Lagi April 2022, Ini Syarat dan Cara Cek Penerima Bantuan Sembako
NATO sekarang harus mempertahankan garis itu, dalam istilah militer disebut posisi defensif.
Untuk diketahui, Vladimir Putin telah menggunakan ekspansi NATO ke arah timur sebagai salah satu dari beberapa pembenaran untuk perang brutalnya dan telah menuntut Ukraina mengejar netralitas sebagai syarat untuk mundur.
Sementara itu, negara-negara NATO telah berulang kali menolak permintaan dari Volodymyr Zelensky untuk secara langsung membantu negaranya memerangi pasukan invasi Moskow karena takut terseret ke dalam konflik yang lebih luas dengan Rusia.
Baca Juga: Rusia Bantah Vladimir Putin Disesatkan Penasihatnya Terkait Invasi ke Ukraina
Satu permintaan dari Presiden Ukraina yang diperangi adalah agar NATO memberlakukan zona larangan terbang di atas Ukraina untuk membantu angkatan udaranya mengendalikan langit.
Permohonan itu ditolak karena kekhawatiran bahwa hal itu akan mengakibatkan Perang Dunia III.***