Rusia Klaim Pembantaian di Bucha Ukraina Bentuk Provokasi dan Fitnah AS dan NATO

4 April 2022, 17:07 WIB
Rusia mengeklaim pembantaian di Bucha hanya suatu provokasi dan fitnah dari AS dan NATO. /REUTERS/Gleb Garanich.

PR DEPOK - Rusia membantah keras tuduhan yang menyebut pasukannya telah melakukan pembunuhan dan penyiksaan di kota Bucha, Ukraina.

Kremlin bersikeras bahwa berita dan rekaman warga sipil yang tewas di Bucha hanyalah fitnah dan provokasi yang dibuat oleh Amerika Serikat dan NATO.

Melalui Kementerian Luar Negerinya, Rusia menegaskan bahwa tuduhan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky adalah atas perintah AS dan Pakta Pertahanan yang digawanginya.

“Siapa ahli provokasi? Tentu saja Amerika Serikat dan NATO,” kata Jubir Kementerian Maria Zakharova, sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari The Guardian.

Baca Juga: Cari Rakyat yang Kritik Invasi Rusia ke Ukraina, Vladimir Putin Pakai Taktik Uni Soviet

Menurut Zakharova, pemberitaan atas pembantaian di Bucha adalah salah satu agenda AS untuk menjatuhkan reputasi Rusia.

Setelah gagal, menekan Rusia secara efektif dengan sanksi ekonomi, Kremlin menuduh sekarang AS dan NATO tengah menyiapkan 'cerita fiktif' untuk menodai citra negara yang dipimpin Vladimir Putin itu.

“Dalam kasus ini, menurut saya fakta bahwa pernyataan ini (tentang Rusia) dibuat sejak awal setelah rekaman ini muncul, tidak diragukan lagi siapa yang ‘memerintahkan’ cerita ini,”kata Zakharova.

Baca Juga: Jerman Setujui Sanksi Baru untuk Rusia Usai Adanya Dugaan Pembantaian di Bucha: Ada Konsekuensinya

Sementara itu, AS dan NATO sendiri dinilai belum berhasil membantu Ukraina dalam menghadapi invasi Rusia.

Bantuan dana dan persenjataan tak mampu secara efektif meredam pasukan Rusia yang kini tengah mengepung Mariupol dan menggempur Kiev.

Tak heran, Kremlin mengeklaim bahwa rencana AS kini berpindah dari memberi sanksi ke memberi citra buruk terhadap Rusia.

Pada Minggu 3 April, pemerintah Ukraina mengumumkan bahwa mereka telah menemukan kuburan massal dan bukti pembantaian warga sipil di kota Bucha.

Baca Juga: Sempat Kaget dengan Kehamilannya, Ria Ricis Akui Alami Stres hingga Pernah Pukuli Perut Sendiri

Rezim Zelenskiy menuduh pasukan Rusia sebagai pelaku kejahatan perang itu dan menyeru dunia untuk mengutuk tindakan yang ia sebut biadab itu.

Jubir Kremlin, Dmitry Peskov langsung menanggapi kabar tersebut dan menyebut Rusia tengah meminta pertemuan di Dewan Keamanan PBB.

Menurutnya, fitnah itu harus segera dibuka kebenarannya agar citra Rusia tidak dirusak oleh AS dan NATO yang diduga sebagai dalang kabar tersebut,***

Editor: Ramadhan Dwi Waluya

Tags

Terkini

Terpopuler