Konflik Rusia-Ukraina Belum Berakhir, Swedia dan Finlandia Pertimbangkan untuk Bergabung dengan NATO

13 April 2022, 04:30 WIB
Swedia dan Finlandia tengah mempertimbangkan untuk bergabung dengan NATO, di tengah konflik Rusia-Ukraina. /Pascal Rossignol/Reuters

PR DEPOK – Partai penguasa Swedia kini mulai memperdebatkan terkait apakah negara itu harus bergabung dengan NATO.

Sementara itu, Finlandia memperkirakan mereka akan mencapai keputusan soal keanggotaan NATO dalam beberapa minggu.

Sebelumnya, Rusia memperingatkan bahwa masuknya negara-negara Nordik ke NATO tidak akan membawa stabilitas ke Eropa.

Kedua negara secara resmi non-blok secara militer, tetapi dukungan publik untuk keanggotaan NATO hampir dua kali lipat sejak invasi Rusia ke Ukraina, menjadi sekitar 50 persen di Swedia dan 60 persen di Finlandia.

Baca Juga: Dokumen yang Harus Disiapkan untuk Mengikuti Seleksi Rekrutmen Bersama BUMN 2022

Swedia, yang dipimpin oleh perdana menteri Magdalena Andersson, mengatakan peninjauan keamanan mereka lebih dari sekadar bergabung dengan aliansi 30 negara, seperti dilansir PikiranRakyat-Depok.com dari The Guardian.

Mereka menambahkan bahwa partai tersebut dapat memutuskan untuk mendaftar jadi anggota NATO bahkan tanpa dukungan anggota.

Setelah menekankan bahwa non-blok telah melayani kepentingan Swedia dengan baik, Andersson mengatakan dia siap untuk membahas kebijakan sehubungan dengan agresi Moskow, juga tidak mengesampingkan untuk bergabung dengan NATO.

Baca Juga: Bansos PKH Tahap 2 Cair April 2022, Buka cekbansos.kemensos.go.id Pakai KTP untuk Cek Daftar Penerima

“Ketika Rusia menginvasi Ukraina, posisi keamanan Swedia berubah secara fundamental,” kata partai itu dalam sebuah pernyataan.

Sekretaris Jenderal Partai Sosial Demokrat, Tobias Baudin, mengatakan tinjauan keamanan akan selesai sebelum musim panas.

Pertanyaan itu diharapkan menjadi isu utama dalam pemilihan parlemen yang dijadwalkan pada 11 September mendatang.

Baca Juga: Konflik Kembali Memanas, Korea Utara Disebut Hancurkan Resor Golf Simbol Perdamaian

Partai-partai oposisi juga sudah mengatakan mereka akan mendukung aplikasi NATO dan Demokrat Swedia sayap kanan juga terbuka untuk gagasan itu.

Finlandia, yang berbagi perbatasan 1.340 km dengan Rusia dan, seperti Swedia, adalah mitra NATO setelah meninggalkan posisinya yang netral pada akhir perang dingin, diharapkan untuk menguraikan keputusannya mengenai aliansi sebelum pertengahan musim panas.

Alexander Stubb, mantan perdana menteri Finlandia, mengatakan bahwa itu adalah kesimpulan yang sudah pasti bahwa Helsinki akan mendaftar untuk bergabung dengan NATO.

Baca Juga: Kunjungi Ade Armando di RS Siloam, Kapolda Metro Jaya: Dia Sehat

Tinjauan keamanan nasional yang ditugaskan pemerintah akan disampaikan ke parlemen minggu depan untuk membantu anggota parlemen Finlandia memutuskan pertanyaan sebelum mereka memilih.

Dalam satu survei baru-baru ini menunjukkan hanya enam dari 200 anggota parlemen negara itu yang ditentang.

"Kami akan melakukan diskusi yang sangat hati-hati, tetapi tidak mengambil waktu lebih lama dari yang seharusnya," kata Perdana Menteri Sanna Marin pekan lalu.

Baca Juga: Guntur Romli Ungkap Pelaku Pengeroyokan Ade Armando di Aksi Unjuk Rasa: Bukan Mahasiswa, tapi Penyusup!

"Saya pikir kita akan mengakhiri diskusi sebelum pertengahan musim panas," katanya.

Kedua negara telah menerima jaminan publik dari Sekretaris Jenderal NATO, Jens Stoltenberg, bahwa aplikasi mereka akan diterima, serta pernyataan dukungan dari beberapa anggota termasuk AS, Inggris, Jerman, Prancis dan Turki.

Tetapi langkah itu hampir pasti akan dilihat sebagai provokasi oleh Kremlin, yang juru bicaranya, Dmitry Peskov, mengatakan bahwa aliansi itu adalah alat yang diarahkan untuk konfrontasi.***

Editor: Linda Agnesia

Sumber: The Guardian

Tags

Terkini

Terpopuler